Mohon tunggu...
Shanti Agustiani
Shanti Agustiani Mohon Tunggu... Guru - Smart and Simple

Penulis, Guru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Pela dan Jakarta

7 November 2020   10:02 Diperbarui: 3 Desember 2020   10:19 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Mamaaaak … !“ air mata Kumala tumpah, berlari menghambur ke pelukan mamak yang dari kejauhan sudah melihat mereka berdua di depan rumah batangnya yang sederhana.

“Ya Allah … kok ndak madahi Mamak kalau jadi pulang. Mamak belum masak pindang patin kesukaanmu.”

“Tak apa Mak … biar Kumala yang masak nanti, mamak istirahat aja.”

Mereka semua, Kumala, Kahala dan Mamak Dayang berselonjor di ruang tengah sambil memakan ubi ungu yang baru saja direbus.

“Jadi kapan kalian berdua menikah?” tanya Mamak tiba-tiba.

Kumala tersentak, Kahala membelalakkan mata tapi akhirnya berbisik bahwa mamak sekarang sudah mulai pikun. Mamak tak ingat bahwa Kahala telah menikahi Zubaedah dan beranak dua selepas kepergian Kumala ke ibukota.

Kumala semakin dilema, haruskah ia memilih antara Pela dan Jakarta dengan keadaaan mamak sekarang ini?

“Sudahlah Mala … jangan risau. Aku akan menjaga Mamak. Percaya padaku!” Kahala seolah membaca kegundahan Kumala.

Kahala memberikan teh bajakah yang sudah diseduhnya untuk Kumala.

Kumala menerimanya, pun menerima bulat-bulat semua janji Kahala kali ini. Kahala dulu memang banyak berjanji tetapi kini Kumala tahu bahwa janji setianya pada mamak telah terbukti. Bukan lagi untuk berkasih mesra dengan anak mamak tercinta, melainkan ketulusan sebagaimana saudara.

Kahala dan Mamak tetap disimpan dalam hati Kumala ke mana pun ia pergi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun