Mohon tunggu...
Shanti Agustiani
Shanti Agustiani Mohon Tunggu... Guru - Konselor, Penulis

Hobi saya membaca, menulis, traveling dan menyanyi. Just ordinary woman, mencintai seni dan anak-anak, setia pada kejujuran dan keindahan, berusaha selaras dengan alam dan tujuan penciptaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Payung Merah Mayleen

10 Mei 2023   10:05 Diperbarui: 13 Mei 2023   00:15 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benih-benih cinta kembali tumbuh subur di hati gadis itu, menguatkan imun, menyadarkan sinapsis dan menyiapkan raga sehingga mudah menerima asupan ramuan tradisonal yang disajikan dukun paraji, yakni ibunda Rakai yang bernama Radiah. 

Mayleen berangsur-angsur sembuh, hingga di hari ke sepuluh setelah pengobatan itu ia telah sanggup melangkahkan kaki lagi menuju panggung purnama.

Qipao dan payung kertas merah kembali merekah, bersama jiwa anak-anak yang tiada pendendam dan tanpa prasangka. Tarian Mayleen kali penuh gairah dengan senyum sumringah dari seluruh penduduk dusun Rembulan.

***

Catatan:

Qipao1 =  pakaian tradisinal wanita Tionghoa, versi awal dari baju Cheongsam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun