****
      Semuanya berlangsung Indah, hingga 6 bulan kemudia. Datang seseorang ke rumah. Agam masih ingat jelas muka orang itu. Ia berkumis tebal, lebat bewarna hitam. Menggunakan topi dan kacamata hitam.
      "Agam bisa kau keluar sebentar?" kata sang Kakek.
      Agam menurutinya, ia tidak pernah berani melawan sang Kakek.
      Disana ia mendengar percakapan hebat dengan suara yang besar. Agam ingin masuk ke dalam namun tak berani, sampai terdengar suara tembakan. Lalu laki-laki itu keluar. Menaiki motor crossnya kemudian turun ke bawah entah kemana."
      Tidak ada suara dari dalam rumah. Agam belum tau apa yang sebenarnya terjadi. Ia menunggu selama sejam namun suara kakeknya belum juga menyuruhnya masuk. Ia beranikan diri untuk melihat, dan terpampang di hadapannya kakek itu telah terbujur kaku, tewas dengan bekas tembakan di dada.
      Dan ini menjadi syok psikologis Agam yang ketiga.
      "Kek bangun."
      Agam menggoyang-goyangkan tubuh kakek itu.
      "Kek bangun kek."
      Katanya lagi masih terus menggoyangkan.