Semua berjalan dengan lancar. Setengah tahun kemudian, mereka sudah memiliki beberapa lembu, kambing, dan ayam untuk disembelih. Mereka tidak pernah menjual ternaknya, semuanya mereka dan makan sendiri.
      Jika bisa dideskripsikan bagaimana kehidupan Agam dan sang kakek. Mereka adalah keluarga yang diberkahi, keluarga bahagia.
      "Allahuakbar." Suara Adzan berkumandang dari kejauhan,
      "Sudah adzan magrib, mari kita solat"
      Mereka berwudhu dengan air yang mengalir melalui selang bambu. Berwudhu dan melaksanakan shalat magrib berjamaah seperti biasa. Jika pagi dan siang beraktivitas seharian, malam adalah waktunya belajar. Belajar ilmu agama.
      Agam selalu heran, mengapa kakek ini banyak sekali ilmu agamanya. Ia  baru sampai iqra 3 dahulu di empetrieng. Sekarang ia sudah 3 kali menghatamkan Al-Quran.
      Tidak hanya ilmu mengaji kakek itu juga memberinya cerita tentang perjuangan sahabat Nabi. Tokoh yang paling ia gemari adalah Khalid bin Walid. Yang juga disebut sebagai Saifullah atau pedang Allah.
      Malamnya mereka berbincang banyak sambil melihat bintang. "Kau tau Agam, bagiku bintang adalah keajaiban."
      "....."
      "Pernah kau berpikir bahwa matahari juga bintang?"
      "Tidak pernah."