“Ya benar, tapi bukan cuma itu. Kamu tau yang lain?”
“Enggak pak”
“Makanya, lain kali kamu datang di jam saya. Jangan malah tidak hadir tanpa kejelasan. Jadi sastra itu dalam kehidupan sehari-hari memiliki banyak manfaat. Selain untuk berkirim surat, dapat juga untuk membuat puisi, melamar kerja, membuat laporan, berita, karya tulis, essay, makalah. Serta dapat juga untuk mengubah suatu pemikiran. Kamu mengerti?”
“Andi mengangguk.”
Hati Kholid mulai lunak kembali
****
Minggu depannya di hari Senin, Kholid tidak menonton TV. Hatinya sudah jenuh dengan berita tentang masalah-masalah di negeri ini yang akhir-akhir ini meningkat dengan drastis. Dia memutuskan untuk berangkat lebih dahulu. Dia pamit dengan istrinya, lalu keluar. Dalam perjalanan hatinya bergumam.
“Andai ada yang bisa menyampaikan perasaan kita para rakyat tentang semua ini, pasti pemerintah akan menjadi lebih baik.”
Hari itu pada jam pelajaran Kholid, lagi-lagi Andi tidak masuk. Hati Kholid yang tadinya sudah tenang mulai bergemuruh kembali. Hatinya sudah merasa benar-benar dipermainkan. Dia menarik nafas. Menghembuskannya. Lalu dia memulai pelajaran kembali dengan hati yang coba ia tenangkan.
Esoknya di jam pelajarannya, dia kembali menanyakan hal yang sama kepada Andi.
“Kemarin kamu kemana?”