Ira mengambil itu lalu masuk ke rumah sedangkan Adi pergi menuju arah yang entah kemana.
“Darimana saja!.” Mama datang dan kaget, langsung memeluk Irma.
“Irma ada kecelakaan tadi mah.”
“Kamu luka?” kata mama sambil melihat kebadan Irma.
“Tadi ada ma tapi udah ga papa udah dikasih betadin.”
“Syukurlah. Belanjaan kamu bawa?”
“Enggak ma, ga sempet.”
“Hmmm ya udah kamu istirahat dulu.” Kata Mama mencoba membuang semua rasa penasaran yang ada di benaknya.
“iya ma.”
Ira jalan perlahan menuju ke kamarnya membukanya lalu terbaring di kasurnya. Ia jadi ingat lelaki tadi, ada beberapa pikiran yang muncul di benak dia. Sebagai penggemar novel fiksi ia merasa apa yang terjadi dengannnya tadi mirip dengan cerita-cerita di novel fiksi yang ia baca. Keren dan cool apalagi cowok yang ia temui tadi lumayan keren. Ira mengeluarkan nomor ponsel pria itu dari sakunya dan tersenyum. Ia bangun menatap ke cermin yang berada berhadapan dengan kasurnya, membuka jilbabnya lalu melihat pantulan driinya di cermin. Beberapa detik ia terdiam hingga akhirnya ia memikirkan sesuatu. Sesuatu yang menurut dia lucu namun menantang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H