mungkin waktu itu aku berpikir akan dapat memandangi pelangi dengan indah,
hingga aku rela melewati gang sempit yang bau dengan kotoran ayam.
Begitu pendeknya gang yang aku lewati,
hingga tak terasa aku berada lagi di persimpangan dan melanjutkan perjalanan itu sendirian,
kali ini tanpa sempat mengucapkan selamat tinggal.
Walaupun sempat overload dengan semua tuntutan yang masuk ke otakku,
dan bagaikan linglung di tengah keramaian,
sedikit demi sedikit aku bisa tetap berjalan dengan jelas,
tahu kemana aku harus terus melangkahkan kaki,
dan bisa menghindari duri dibalik bunga mawar itu.
Aku tidak mau menyentuhnya,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!