Mohon tunggu...
F. Sugeng Mujiono
F. Sugeng Mujiono Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan

Pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Penantian

27 Maret 2021   19:41 Diperbarui: 27 Maret 2021   19:43 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kontras diksi[1] antara dunia fana dan alam baka

 

(Cerpen oleh F. Sugeng Mujionno)

 

Eko...

 

Sesaat semuanya hilang ... dan hilang..., tak tahu apa-apa..., tak tahu apa yang terjadi..., tak tahu berada di mana..., sebelum kemudian Eko menyadari  bahwa ia berada dalam suatu kegelapan yang amat sangat. Semuanya gelap, teramat pekat. Ia tak tahu berada di mana. Ia tak tahu mana timur, mana barat, mana utara, mana selatan.  Bahkan ia tak tahu mana bawah, mana atas, mana kiri, mana kanan.  Gelap..., pekat...

 

Eko berusaha bergerak. Tangannya meraba-raba, berusaha meraih sesuatu untuk pegangan, namun kosong. Ia menggerakkan kaki kalau-kalau bisa melangkah, namun tak terasa adanya suatu pijakan. Oohh, semuanya kosong...

 

Muncul seberkas sinar yang amat redup, nun... jauh. Eko berusaha mendekat, jauh....amat. Oohh, tanpa pijakan ia bisa melayang ke arah sinar itu. Lambat laun ia menyadari, bahwa ia berada dalam sebuah lorong yang amat panjang nan gelap. Ia melayang dan melayang ke arah sinar, laksana kapas dihembus angin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun