Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Cersil] Pendekar Lembah Tarsius

21 Juli 2016   12:39 Diperbarui: 21 Juli 2016   12:49 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: assassin's creed fan art

“Hehh,,kalian para perampok, tak ubahnya seperti tikus yang bersembunyi dalam karung. Menutupi wajah kalian dengan topeng. Kalian kira kami takut dengan gertakan kalian!” kepala pengiriman ekspedisi itu menjawab

Dengan geram kepala perampok itu menyerang. Maka terjadilah pertempuran. Para perampok itu ternyata memiliki ilmu yang cukup lumayan. Para kelompok ekspedisi itu menjadi terdesak. Apalagi jumlah mereka kalah jauh di banding dengan para perampok itu. Satu persatu anak buah ekspedisi itu jatuh tak berkutik lagi.

Melihat keadaan itu, kepala ekspedisi segera meloncat ke salah satu kereta  kuda yang berisi sebuah peti berukuran sedang lalu menghentak  tali kekang kuda. Kuda penarik kereta  itu meringkih dan berlari sekencangnya. Kepala perampok tak tinggal diam. Tubuhnya bergenjot segera mengejar kereta  kuda itu. Ilmu meringankan tubuhnya cukup lumayan hingga dapat mengimbangi lajunya kereta kuda itu. Dan iapun berhasil melompat ke atas kereta  itu. Melihat lawannya berhasil mengejarnya, kepala ekspedisi itu menyerang. 

Maka terjadilah pergulatan di atas kereta  kuda yang sedang berlari. Kepala perampok itu sungguh tangguh bagi kepala ekspedisi. Hingga detik berlalu  tali kekang kuda itu berhasil di lilitkan pada leher kepala ekspedisi itu. Kuda penarik kereta  itu seketika berhenti. Sesaat lidah kepala ekspedisi itu terjulur lalu mati seketika di tangan kepala perampok. Kepala perampok itu segera menghentikan segera kereta.

Tiba – tiba berkelebat dua bayangan hitam dari arah yang sama. Seakan menerjang kereta kuda yang dinaiki oleh kepala perampok..Kereta itu ambruk dan kepala perampok terlempar jauh dan tubuhnya menghitam seperti terbakar lalu menggelepar sesaat dan mati seketika.

Dua bayangan hitam itu ternyata adalah dua orang pria bertubuh tinggi dan besar. Sambil berdiri di samping peti yang jatuh bergelinding dari kereta yang telah ambruk.Para anak buah perampok yang melihat hal itu hanya berdiri diam dan melongo.

Dua orang pria  tua yang berpakaian hitam – hitam itu adalah tokoh kaum sesat. Mereka di kenal sebagai Dua Malaikat Hitam  Mangindano. Kesaktian mereka setara dengan Dewa Pengemis dari Akhirat dan Iblis Betina Pesolek, guru dari Sense Madunde si pendekar muda sakti dari lembah Tarsius.

~~~~~~~~~~~~~~

Kemana saja Sense Madunde si Pendekar Sakti Lembah Tarsius ? Setelah berhasil mengalahkan seorang tokoh hitam berjuluk Raja Langit Sense Madunde melanjutkan  pengembaraannya ke kota raja. (Baca Sepasang Iblis Anoa Hutan Tangkoko).

Sepanjang perjalanannya, Sense Madunde berhasil menumpas gerombolan – gerombolan penjahat. Hingga namanya menjadi harum dan tersebar kemana – mana. Dia menjadi seorang pemuda tangguh.  Sebagai pendekar yang menegakan keadilan dan kebenaran. Sepak terjangnya membuat lawan menjadi keteter.

Kehadiran Sense Madunde dalam kancah persilatan, membuat para tokoh – tokoh hitam maupun pendekar – pendekar sejati keluar dari pertapaan mereka. Mereka ingin berjumpa bahkan ingin menjajal kemampuan sakti mereka dengan pendekar lembah Tarsius itu. Atau mungkin ada sesuatu hingga para tokoh – tokoh itu berkeliaran di rimba persilatan. Namun Sense Madunde sangat jarang muncul di dunia keramaian.  Pendekar sakti itu hanya muncul bila ada sekelompok orang yang ditindas semena – mena oleh kaum penjahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun