"Ah ... tidak apa-apa. Silahkan diminum, Bu," ujar Astuti.
Bu Ratih meminum teh hangat yang disuguhkan. Keningnya agak mengkeryit karena rasa teh yang kemanisan.
"Maksud saya ke sini, untuk memberitahu kalau sudah ada 8 orang yang mendaftar arisan sama saya. Ditambah saya juga ikut, jadi jumlahnya 9 orang. Kalau ditambah Bu Astuti, pas 10 orang," jelas Bu Ratih.
"Wah! Cepat sekali gerakannya. Baru kemarin, saya usul buat arisan, hari ini sudah dapat anggotanya. Hebat!" puji Astuti.
"Aduh, Bu Astuti. Kalau perkara kumpul anggota buat bakal arisan, itu sepele bagi saya. Saya kan pelatih zumba di Kampung Tirta Rejeki. Baru tiap ibu-ibu yang ikut zumba dengan saya, gratis. Malah, gara-gara ini, banyak caleg yang minta tolong sama saya untuk carikan suara," jelas Bu Ratih.
Astuti mengacungkan dua jari jempolnya ke arah Bu Ratih.Â
"Keren ... keren ... keren sekali! Angkat topi saya buat Bu Ratih!" seru Astuti.
"Kalau gitu, kita mulai arisannya minggu depan. Tempatnya di rumah Bu Ratih," kata Astuti.
"Setuju,"ucap Bu Ratih.
***
Rumah Bu Ratih tampak rampai dengan 9 orang ibu-ibu dari Kampung Tirta Rejeki. Tampak Bu Ika mengenakan baju motif polka dot, duduk menunggu kedatangan Astuti di ruang keluarga rumah Bu Ratih.