Mohon tunggu...
Serlly Nurlita
Serlly Nurlita Mohon Tunggu... Penulis - Author

Menulislah dari hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Astuti

9 Agustus 2020   06:04 Diperbarui: 9 Agustus 2020   06:58 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ah ... tidak apa-apa. Silahkan diminum, Bu," ujar Astuti.

Bu Ratih meminum teh hangat yang disuguhkan. Keningnya agak mengkeryit karena rasa teh yang kemanisan.

"Maksud saya ke sini, untuk memberitahu kalau sudah ada 8 orang yang mendaftar arisan sama saya. Ditambah saya juga ikut, jadi jumlahnya 9 orang. Kalau ditambah Bu Astuti, pas 10 orang," jelas Bu Ratih.

"Wah! Cepat sekali gerakannya. Baru kemarin, saya usul buat arisan, hari ini sudah dapat anggotanya. Hebat!" puji Astuti.

"Aduh, Bu Astuti. Kalau perkara kumpul anggota buat bakal arisan, itu sepele bagi saya. Saya kan pelatih zumba di Kampung Tirta Rejeki. Baru tiap ibu-ibu yang ikut zumba dengan saya, gratis. Malah, gara-gara ini, banyak caleg yang minta tolong sama saya untuk carikan suara," jelas Bu Ratih.

Astuti mengacungkan dua jari jempolnya ke arah Bu Ratih. 

"Keren ... keren ... keren sekali! Angkat topi saya buat Bu Ratih!" seru Astuti.

"Kalau gitu, kita mulai arisannya minggu depan. Tempatnya di rumah Bu Ratih," kata Astuti.

"Setuju,"ucap Bu Ratih.

***

Rumah Bu Ratih tampak rampai dengan 9 orang ibu-ibu dari Kampung Tirta Rejeki. Tampak Bu Ika mengenakan baju motif polka dot, duduk menunggu kedatangan Astuti di ruang keluarga rumah Bu Ratih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun