Mohon tunggu...
Serlly Nurlita
Serlly Nurlita Mohon Tunggu... Penulis - Author

Menulislah dari hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Astuti

9 Agustus 2020   06:04 Diperbarui: 9 Agustus 2020   06:58 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Borong bu Ratih!" seru Astuti.

"Tidak. Cuma mau beli  tempe dan bumbu dapur. Anak-anak di rumah minta tempe goreng," ucap Bu Ratih. 

"Situ kali yang borong, Bu Astuti. Tuh ... banyak yang mau dibeli," kata Bu Ika.

"Aduh, ini bukan borong belanjaan. Tapi, untuk stok di kulkas. Malas bolak-balik belanja, apalagi zaman Corona. Takut lah," jelas Astuti.

Mang Karya memperhatikan pembicaraan antara ibu-ibu tersebut. Tapi, tidak berani menyela percakapan itu, takut kena semprot Astuti kedua kalinya.

"Eh ... kita buat arisan yuk! Daripada duduk diam di rumah," ajak Astuti.

"Bu Astuti tidak takut kecurian uang arisan lagi?" tanya Bu Ika ragu.

"Tidak, Bu. Kejadian kemarin itu musibah. Yah ... yang namanya musibah, kita kembalikan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jadikan sebagai bahan koreksi diri," kata Bu Astuti dengan lembut dan mantap.

"Benar, Bu. Yang namanya musibah itu takdir. Tidak bisa kita hindari," jelas Bu Ratih.

"Iya juga sih," ucap Bu Ika.

"Jadi, gimana? Setuju kan?" tanya Bu Astuti 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun