Mohon tunggu...
Serlly Nurlita
Serlly Nurlita Mohon Tunggu... Penulis - Author

Menulislah dari hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Astuti

9 Agustus 2020   06:04 Diperbarui: 9 Agustus 2020   06:58 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jarum jam menunjukkan pukul 4 sore. Astuti belum juga muncul. Sepuluh menit kemudian, terdengar suara motor matic berhenti di depan rumah Bu Ratih. Suara motor Astuti, si bandar arisan.

Astuti masuk ke rumah Bu Ratih. Senyum merona di wajah cantiknya.

"Maaf, telat. Tadi, isi bensin sebentar," kata Astuti.

"Kalau gitu, kita mulai saja. Biar tidak kesorean," usul Bu Ratih.

Astuti mengocok-kocok gelas arisan di tangannya. Satu buah lintingan kertas kecil jatuh dari gelas itu. Dia pun membukanya.

"Astuti," katanya.

"Alhamdulillah. Rejeki anaka soleh," kata tanya lagi.

Astuti mengambil uang sebanyak 2 juta itu. Memasukkan ke dalam tasnya. Acara arisan pun usai. Astuti dan ibu-ibu lainnya pulang ke rumah masing-masing.

Sampai di rumah, senyum Astuti menembang lebar. Dia membuka kertas-kertas kecil dari dalam gelas itu. Kemudian membacanya satu per satu.

"Astuti,"

"Astuti,"

"Astuti,"

"Ha ... ha ... ha ... tertipu. Mereka tidak tahu aki tuh Astuti, Aslinya Tukang Tipu," katanya pada diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun