Mohon tunggu...
Sergius Hendi
Sergius Hendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya ialah menulis dan memnonton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Westernisasi terhadap Generasi Z Melunturkan Melunturkan Nilai Sila Persatuan Indonesia

9 Desember 2023   11:27 Diperbarui: 9 Desember 2023   11:28 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN 

            Hidup pada zaman abad ke-21 ini sangatlah menguntungkan dan memberi wawasan yang tidak terbatas kepada semua masyarakat. Informasi dengan mudah menyebar kemana-mana dan boleh diketahui oleh siapa pun tanpa adanya batasan. Perubahan yang begitu cepat ini semakin membuat manusia semakin berlomba-lomba untuk memberi dan mendapatkan informasi serta inovasi-inovasi baru. Faktanya dapat kita lihat dalam sekeliling kita berbagai kebutuhan sudah tersedia bahkan dalam gengaman saja kebutuhan sudah ada. Oleh karena itu peradaban manusia telah mengalami perubahan yang amat drastis dan dramatis seiring dengan imbas revolusi 4.0.[1] Disebut perubahan yang dratis karena jelas membedakan zaman ini dengn zaman yang sebelumnya, sedangkan perubahan yang dramatis seakan-akan telah memutuskan zaman yang sekarang dengan periode sebelumnya. Namun sekarang, generasi  Z dihadapkan lagi dengan revolusi 5.0. Revolusi 5.0 memfokuskan kepada komponen teknologi dan kemanusiannya. Di Society 5.0 yang akan dihadapi nanti, tidak hanya dibutuhkan literasi dasar namun juga memiliki kompetensi lainnya yaitu mampu berpikir kritis, bernalar, kretatif, komunikatif, kolaboratif, dan memiliki kemampuan problem solving. Serta memiliki karakter yang mencerminkan pancasila yaitu, rasa ingin tahu, inisiatif, kegigihan, mudah beradaptasi memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki kepedulian sosial dan budaya. Masyarakat diharapkan mampu untuk menyelesaikan berbagai tantangan serta permasalahan sosial yang memanfaatkan inovasi-inovasi yang telah lahir di revolusi industri 4.0.[2] 

 

            Dunia yang semakin maju ini membuat manusia susah mengendalikan diri untuk tidak mengikuti perubahan zaman. Perubahan zaman memang mengoda untuk diikuti, karena dengan itu apa pun yang menjadi keinginan dengan mudah tercapai. Hal ini karena dunia telah memasuki zaman moderen dan era globalisasi. Globalisasi ini terjadi secara menyeluruh di seluruh dunia dan telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat. Pengaruh itu dapat terlihat dalam cara pikir dan perilaku setiap individu, karena globalisasi menjadi pintu besar dan utama untuk budaya-budaya lain masuk ke Indonesia. Sesungguhnya pada era globalisasi ini, dunia telah menjadi semakin kecil karena pada fase ini menuntut setiap kehiduapan masyarakat berubah, tumbuh kembang dan berani menyongsong kemajuan.[3] Hal ini jelas sekali bahwa globalisasi menimbulkan suatu interaksi yang meminta kemajuan kebudayaan dunia itu sama agar melahirkan kebudayaan baru.

 

            Kebudayaan yang ada di Indonesia sangat beragam dari sabang sampai merauke dengan ciri khas setiap daerah. Kebudayaan itu menjadi hal yang amat penting dalam kehidupan manusia. kebudayaan itu sendiri merujuk kepada cara hidup setiap masyarakat yang ada di daerah tersebut. Ki Hajar Dewantara pernah mengatakan bahwa "kebudayan nasional adalah puncak-puncak dari kebudayaan daerah.[4]"Hal ini ingin menunjukkan bahwa betapa penting dan berharganya suatu kebudayaan dalam suatu tatanan kehidupan. Namun sekarang, karena globalisasi masuk tanpa terkendali maka pola hidup masyarakat pada masa sekarang ini jika dibandingkan dengan masa lalu sangat jauh berbeda. Masyarakat sekarang lebih cendrung hidup seperti tidak ada norma atau tanpa atauran yang mengatur. Sekarang ini kebudayaan dikalanganan masyarakat dengan pengaruh globalisasi sudah seperti dua sisi mata uang  yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, semua sudah saling melengkapi dan berdampingan. Bahkan kebudayaan yang campur sari ini seperti suatu yang sangat istimewa, padahal apa yang dinikmati sekarang ialah modifikasi dari budaya lama.

 

            Hal buruk yang terjadi akibat zaman globalisasi sekarang ialah pola hidup dan gaya hidup masyarakat yang kurang etis. Sekarang ini masyarakat cenderung mengadopsi gaya westernisasi. Dengan gaya hidup seperti ini sangat melunturkan citra masyarakat itu sendiri, tetapi herannya masyarakat malah senang ketika gaya hidup mereka itu dalam pola asuh westernisasi. Kemungkinan besar motivasi mereka karena ingin tampil mantap dan berkualitas sesuai dengan perkembangan zaman. Sadisnya lagi, masyarakat seolah melupakan budaya yang ada di negara sendiri dan menganggap apa yang ada pada negara sendiri bukan apa-apa.  Dinamika pola hidup westernisasi telah memberi banyak dampak negatifnya, salah satunya kepada generasi Z. Hal ini muncul karena seiring kemajuan teknologi yang semakin hari semakin cangih yang di mana mengubah gaya hidup generasi Z ini. Dampak karena semakain lajunya perkembangan teknologi membuat potensi generalisasi pada budaya Indonesia itu sendiri, baik itu yang menyangkut cara hidup atau pun kebiasaan sehari-hari. Sehingga,  akibat itu semua membuat semakin lama bangsa Indonesia terkhusus generasi Z akan kehilangna identitas aslinya.[5] Dampak westernisasi sudah terlihat dengan jelas perkembangannya saat ini, di mana model kehidupan manusia semakin hari semkain bergerak ke arah model modernis dengan penekanan pada gaya hidup yang mengikuti sistem budaya barat. Buruknya lagi, generasi Z ini telah menjadi konsumen utama budaya baru. Mereka mengadopsi dan meniru cara-cara masyarakat barat dengan tujuan untuk mengikuti kemajuan namun malah terjadi penyimpangan.

 

            Pengaruh budaya pada kalangan generasi Z sudah tidak dapat dihindari dari era yang semakin cangih, karena proses interaksi yang terjadi antar bangsa baik secara langsung maupun secara maya. Hal ini telah melunturkan nilai-nilai pancasila yang menjadi dasar negara sebagai wadah untuk masyarakat dapat menjalankan hidup mereka sesuai dengan kaidah yang ada. Namun pengaruh globalisasi ini telah membuat semangat nasionalisme generasi Z menjadi luntur. Westernisasi telah membawa dampak negatif karena banyak sekali masyarakat yang melaksanakan budaya yang masuk ke dalam negeri tidak dengan pertimbangan terdahulu, padahal belum tentu budaya yang masuk itu sesuai dengan kebudayaan yang ada di dalam negeri. Hal itu sangat tidak sesuai dengan sila ketiga pancasila yakni Persatuan Indoneisa. Dalam sila ketiga ini, banyak generasi Z yang telah lepas karena lebih mementingkan dan mengapresiasi budaya luar (westernisasi) dari pada budaya tanah air sendiri.[6] Sehingga, semakin maju perkembangan zaman, nilai-nilai yang terkandung pada pancasila kini semakin hari semakin memudar pada diri bangsa Indonesia. Sekarang ini persatuan bangsa sudah mulai memudar seperti sifat individualis karena adanya  teknologi canggih. Hal utama yang membuat sifat dan perilaku bangsa mengalami perubahan karena perkembangan zaman serta teknologi yang semakin maju.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun