***
Ivanka memutuskan setiap hari minggu sebagai hari libur kami. Tanpa pembahasan program kerja dan yang berkaitan dengan KKN. Kami hanya harus menikmati waktu untuk bersantai. Kita manusia, bukan robot, katanya. Untuk kali ini, aku mengakui dia ketua yang bijak.
Setiap senggang begini Sekretariat kami selalu dikunjungi anak-anak. Kami ajak mereka bermain, membacakan mereka dongeng, kadang juga ke Pantai. Energi anak-anak yang tanpa beban itu benar-benar memulihkan energi kami.
Hari ini, anak-anak memutuskan untuk membaca buku-buku yang kami bawakan. Mereka saling berebutan buku. Kami sampai kewalahan menenangkan mereka. Tiba-tiba, ada insiden. Seorang anak menangis karena jempol kakinya yang sedang terluka diinjak oleh anak yang lain. Aku refleks memeluk anak itu dan mengusap kepalanya pelan. Aku lalu mendudukkan dia di sofa dan aku berjongkok di hadapannya. Mengusap air matanya dan mengusap kepalanya pelan. Anak itu menunjuk jempol kakinya. Aku raih kakinya dan aku obati dengan obat merah lalu meniupnya pelan. Aku bertanya padanya apakah masih sakit. Anak itu menggelengkan kepalanya. Aku tersenyum dan menepuk kepalanya pelan. Anak itu lalu menghampiri temannya dan membaca buku bersama. Dia kembali tersenyum dan tertawa.
"Aku juga mau diperlakukan seperti itu," bisiknya. Aku menoleh. Dia sudah ada di sampingku. Menatapku dengan tatapan yang berbinar dan senyuman yang lebih cerah dari biasanya. Tangannya menepuk kepalaku pelan.
"Ya, udah. Sini Ivannya. Apa yang sakit, biar Kakak Sasya yang baik hati, ramah tamah, dan rajin menabung ini mengobatinya," ujarku sembari tersenyum cerah. Sepertinya senyumku juga tidak kalah cerah hingga bisa membuatnya tercengang sejenak.
"Rajin menabung di e-commerce maksudnya?"
"Gak rugi, kan. Nabung duit bisa dapat barang."
Dia tertawa sembari mengacak-acak rambutku sampai berantakan. Aku mengambil bantal sofa bermaksud menimpuknya. Dia sudah lari terlebih dahulu. Di luar, dia masih tertawa. Banyak-banyak sabar untuk diriku menghadapi Ivanka yang tidak bisa ditebak itu. Lupakan Ivanka sebentar. Mari lanjut bermain dengan anak-anak. Hari ini, aku menemukan dua kebahagiaan.
***
Tidak terasa sudah hampir satu bulan kami menjalani KKN. Hari ini, kami menjalankan program kerja terakhir. Padat sekali kegiatan hari ini. Sempat ada masalah tadi yang langsung bisa diatasi oleh Ivanka. Aku tidak pernah ragu. Aku tahu dia ketua yang bisa diandalkan.