Mohon tunggu...
Septian Dhaniar Rahman
Septian Dhaniar Rahman Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah dan Komikus

Saya lulusan Sastra Inggris dan telah menerjemahkan beberapa buku non fiksi. Selain itu, saya juga telah menerbitkan beberapa novel dan komik detektif. Kunjungi website saya juga di http://septiancomics.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hantu Hutan (Bagian 3)

14 Januari 2022   21:32 Diperbarui: 14 Januari 2022   21:38 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku tidak rela kau menghadapi kunyuk ini sendirian. Bagaimanapun juga kita harus bersama-sama melawan, tidak bisa satu-satu. Empat tinju tangan lebih baik daripada dua."

"Kau berdua memang tidak boleh mengantuk jika bicara denganku karena aku sebelum membunuh kau berdua akan bercerita mengenai kehebatanku membunuh seratus orang korbanku. Siap mendengar penjelasan panjang lebar dariku? Nah begini saja." Si Jubah Hitam kini kembali bersuara mirip Om Kaftan. "Para korbanku ini kubunuh dalam kurun waktu sepuluh tahun dari tahun 2010 sampai tahun 2020. Setiap tahun antara bulan Januari sampai bulan Oktober, aku membunuh sepuluh orang, artinya tiap satu bulan, aku membunuh satu orang. Sampai di sini jelas?"

"PREKSU!!!" teriakku melawan kantuk.

"Botak, kalau kau kelaparan nanti kupesankan Ayam Geprek dan Susu Coklat."

Aku bersin sekeras mungkin sampai roboh di lantai. Bangkit berdiri, menguap lebar, lalu jatuh terduduk di sofa. Aku menguap lagi. Istriku memandangku sangat prihatin atau entah bagaimana dia memandangku. Pokoknya ini sangat di luar dugaanku. Aku sungguh tidak berdaya dan merasa putus asa melawan Si Jubah Hitam yang tampaknya mengerti betul kelemahanku akan rasa kantuk, lalu tubuhku bergetar hebat.

"KANGMAS!"

Hitam kelam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun