Mohon tunggu...
Cepik Jandung
Cepik Jandung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajar Kajian Budaya

Lulusan Filsafat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karakter Umum Fenomenologi dan Model Aplikasi Praktisnya

30 Oktober 2024   07:53 Diperbarui: 30 Oktober 2024   08:01 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berikut prosedur dalam penelitian (Harappa; 2024) yang menggunakan  Fenomenologi dalam kajiannya. Pertama, adanya identifikasi fenomena. seorang peneliti pertama-tama harus menentukan fenomena yang akan diteliti. 

Langkah kedua yang dilakukan tentu saja pengumpulan data. Seorang peneliti melakukan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, atau analisis dokumen. 

Langkah berikutnya yang ketiga adalah penangguhan atau bracketing. Seorang peneliti harus menangguhkan asumsi pribadinya untuk mendapatkan pandangan murni dari peserta berdasarkan pengalaman dan data yang dikumpulkannya. Langkah keempat adalah analisis data. 

Seorang peneliti harus membaca secara cermat dan mengelompokkan data menjadi tema-tema yang mencerminkan pengalaman hidup peserta dan memaparkan hasilnya secara deskripsi komposit. 

Dalam hal ini, peneliti mengembangkan deskripsi komprehensif tentang fenomena berdasarkan analisis data. langkah kelima tentu saja memaparkan hasil penelitiannya. Seorang peneliti mempresentasikan hasil penelitiannya. Ia harus menyajikan temuan dalam bentuk narasi yang menggambarkan pengalaman peserta secara mendalam.

Aplikasi Fenomenologi dalam bidang spesifik dapat ditemukan dalam berbagai bidang. Fenomenologi sering digunakan dalam psikologi untuk memahami pengalaman emosional individu, seperti trauma atau kehilangan. Dalam sosiologi, fenomenologi berguna untuk menyelidiki dinamika sosial dan bagaimana individu memahami peran mereka dalam masyarakat.

 Dalam bidang kesehatan pun fenomenologi memberikan manfaatnya. Fenomenologi berfungsi untuk mengeksplorasi pengalaman pasien dengan penyakit atau perawatan medis tertentu. 

Lebih jauh lagi, fenomenologi dapat berperan penting bagi pendidikan. Fenomenologi dalam pendidikan diperlukan untuk memahami bagaimana siswa mengalami proses belajar dan pengajaran tanpa asumsi dan tebakan-tebakan bahkan hanya dari angka-angka saja.

Metode fenomenologi berusaha menawarkan wawasan mendalam tentang pengalaman subjektif manusia. Akan tetapi fenomenologi pun mendapatkan kritik-kritik yang menunjukkan bahwa pendekatan ini pun memiliki keterbatasan dan tantangan yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, penting bagi seorang fenomenolog untuk menyadari dan mempertimbangkan kritik-kritik ini saat menggunakan metode fenomenologi dalam penelitian mereka. 

Kritik terhadap fenomenologi salah satunya terkait keterbatasan bracketing.  Meskipun fenomenologi berusaha untuk "bracketing" atau menangguhkan asumsi dan prasangka peneliti, kritik muncul bahwa tidak mungkin bagi peneliti untuk sepenuhnya mengesampingkan bias pribadi mereka. Hal ini dapat memengaruhi interpretasi data dan hasil penelitian. Subjektivitas dan bias peneliti akan selalu ada pada peneliti termasuk dalam melaporkan hasil penelitiannya.

Kritik berikutnya terhadap fenomenologi menyangkut konteks yang dinilai dihilangkan. Beberapa kritikus berargumen bahwa fenomenologi cenderung mengabaikan konteks sosial, budaya, dan historis dari pengalaman yang diteliti (Rusli; 2008, 145). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun