Pengantar
Fenomenologi bisa saja dikategorikan sebagai salah satu dari model pendekatan penelitian kualitatif yang berfokus pada pemahaman pengalaman subjektif individu terhadap fenomena tertentu. Sekilas fenomenologi berarti ilmu tentang fenomena tetapi bukanlah demikian seharusnya.Â
Fenomenologi berasal dari pergerakan filsafat yang ingin menghilangkan prasangka dan berfokus pada bagaimana individu mengalami dan membiarkan fenomena dalam hidup mereka mengungkapkan diri apa adanya.Â
Metode ini bertujuan untuk menggali kesadaran dan pengalaman pribadi, serta memahami bagaimana individu bisa saja dangkal atau sebaliknya sangat mendalam ketika menginterpretasikan realitas di sekitar mereka.
Fenomenologi dengan demikian merupakan alat yang kuat untuk memahami pengalaman manusia secara mendalam. Dengan fokus pada pengalaman subjektif yang banal atau berdasarkan yang dialami sehari-hari, metode ini membantu peneliti menggali makna di balik fenomena yang dialami oleh individu secara personal, sehingga memberikan wawasan yang lebih kaya tentang kehidupannya sendiri maupun manusia pada umumnya.
Fenomenologi telah diadopsi dan dikembangkan oleh beberapa filsuf untuk memahami pengalaman manusia dari berbagai perspektif, termasuk kesadaran, keberadaan, tubuh, dan interaksi sosial.Â
Pendekatan ini pun tetap relevan dalam banyak bidang penelitian hingga saat ini, memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana individu mengalami dan memberi makna pada dunia di sekitar mereka.Â
Karakter Umum Fenomenologi secara Filosofis
Tidak bisa dipungkiri, perkembangan fenomenologi pada filsafat cukup signifikan. Akan tetapi lepas dari berbagai penekanan khusus masing-masing fenomenolog, mereka juga membagi hal yang sama mengenai apa yang kita tangkap sebagai ciri umum fenomenologi. Berikut sekurang-kurangnya beberapa ciri umum fenomenologi yang bisa ditenggarai.Â
Pertama, fenomenologi adalah metode deskriptif mengenai 'Ada' atau fenomena. Fenomenologi berfokus pada pengalaman, yakni bagaimana segala sesuatu tampak secara langsung (immediate) pada kesadaran (consciousness).Â
Metode ini dalam istilah lain disebut pendekatan berdasarkan 'sudut pandang orang pertama' (first-person approach) yang dilawankan dengan 'sudut pandang orang ketiga' (third-person approach) (Gallagher; 2012, 6).