Â
Perbedaan Problem dan Misteri
Â
Marcel memperkenalkan konsep misteri dalam filsafat dan menekankan pentingnya pengalaman manusia dalam dunia yang tidak dapat sepenuhnya dipahami secara rasional. Dia juga menolak pandangan materialistik tentang dunia, dan mengajukan gagasan bahwa keberadaan manusia terutama didasarkan pada hubungan interpersonal yang erat. Marcel memandang keberadaan manusia sebagai sebuah misteri yang lebih dalam. Oleh karena itu, marcel menjelaskan sebuah cara berpikir baru dengan membedakan soal problem dan misteri. Bisa dikatakan, "salah satu pemikiran sentral Marcel adalah terkait pembedaan antara problem dan misteri"[6] ini.Â
Â
Problem merupakan segala sesuatu yang kutemukan di hadapanku dan aku dapat mempertimbangkannya secara objektif. "Problem adalah masalah yang diajukan kepada saya dari luar[7]". Suatu problem dapat dipecahkan sehingga kemudian hilang sebagai sebuah problem saja. Dalam hal ini juga, saya sebagai subyek tidak terlibat sehingga problem lebih berkonotasi obyektif. Â Sementara misteri merupakan sesuatu di mana saya menemukan diri saya terlibat. Ini merupakan area antara saya dan di depan saya, bahkan saya sendiri termasuk misteri itu.
Â
Persoalan misteri terkait keberadaanku di dunia. Kebebasan intrinsik pengetahuan obyektivikasi memecah totalitas di mana kita selalu terlibat di dalamnya. "Bertanya tentang misteri serentak juga berarti bertanya tentang diri saya sendiri[8]". Klaim objektivitas alih-alih-alih memberi yang nyata justru mengesampingkan keberadaan di dunia. Misteri tidak bisa dipecahkan dan pemikiran tidak dapat melenyapkan suatu misteri tetapi bukan berarti misteri sama sekali tidak dapat dimengerti. Misteri melampaui kemampuan pemikiran bukan karena kegelapannya melainkan karena cahayanya, karena menyatakan terlalu banyak. Dalam hal ini, akan keliru apabila memperlakukan misteri sebagai problem.Â
Â
Manusia yang Problematik
Â