Harap supaya tulisan sederhana ini dibaca semua teman sekelas yang telah lama hilang jejak dari dalam ingatanku.Â
Di sini tinggal jejak, kisah nan kenangan indah masih terukir entah menanti kalian pulang Natal bersama orangtua di kampong halaman.
Tanpa kehadiran kalian Natal terasa sunyi. Kini 2022 belum ada bunyi kembang, lagu natal seperti tahun kemarin. Terdengar hanya bunyi tembakan tirani.Â
Orang tua, muda yang tersisa pun terjebak, kontaminasi, terjerumus pada pawai Piala Dunia Qatar 2022.
Tiada yang diam bisu menghiasi lampu Natal di pondok rumah seperti biasa. Betapa hatiku ini sedih nan tangis tak henti.
Gertakan suara telah terdengar dalam alam kubur. Itu artinya, satu dua orang secepat menghadap sang khalik pemilik nafas hidup.
Keluarga hanya bisa menyampaikan selamat merayakan bulan Damai Natal para sahabat-sahabatku yang beda alam.Â
Aku sangat pilu seorang diri di bumi Aweetadi. Bulan Damai rayakan tanpa kamu, sahabatku.
Pesan sederhana ini dikedepankan kepada mereka yang terutama masih sangat percaya pada keampuhan satu kelas sekolah.
Sekolah memang bisa mencetak seseorang menjadi pejabat, tetapi juga penjahat. (Sekolah itu candu).
Siapa paling terbaik dalam pendidikan?