***
Arkansas sudah mendengkur, aku segera beranjak ke kamarku lalu merebahkan diri di atas tempat tidurku yang masih bersih. Kuteringat tentang Callista, kenangan kami dan caranya meninggalkanku. Satu hal yang aku tidak lupa adalah ia juga menyatakan tentang menantu usang. Aku tidak tahu apakah pengertian menantu usang itu sama dengan apa yang aku pikirkan atau tidak.
Semenjak Callista memutuskan untuk pergi dariku, ia juga menyatakan surat pengunduran diri pada direktur perusahaanku. Waktu berjalan begitu cepat hingga aku diutus untuk melakukan sebuah penelitian di kota Yogyakarta. Bayang-bayang tentag Callista pun masih menghantui, aku tidak sepenuhnya yakin bahwa ia benar-benar meninggalkanku.
 Ponselku berdering.
"Hallo, ini Kalis,"
"Ya, ada apa malam-malam begini menghubungiku?" jawabku.
Kalis membacakanku sebuah alamat rumah. Satu hal yang membuatku kaget adalah alamat itu berada di kota Yogyakarta. Sebelumnya, aku mendengar kabar bahwa Callista pergi ke Yogyakarta untuk mengunjungi ibunya yang sedang sakit.
Aku segera beranjak dari tempat tidur, pergi menuju alamat tersebut.
Sesampainya di alamat tersebut aku melihat sebuah mobil terparkir di halaman rumah. Mobil yang bagiku tidak asing. Kuketuk pintu rumahnya lalu melihat Callista berdiri di hadapanku.
Kami terdiam sejenak.
"Kupikir istilah menantu usang tidak asing untuk kita," kataku memulai pembicaraan.