Tiba-tiba saja tanganku yang digunakan untuk memegang payung berasa ada tangan lain berada diatas tanganku. Aku kaget dan sedikit tercengang ga percaya. Ternyata cowo yang ku pandangi di dalam bus tadi berada persis di depan ku.
Kami saling berhadapan dan dia sekali lagi tersenyum manis memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi.
"Maaf mba, mba juga mau kesana?" Dia menunjuk ke arah kantor.
Suaranya memecahkan lamunanku sesaat.
"emmm... ohh... ehhhh.. iya mas ada apa kataku gelagapan".
Ku longgarkan pegangan tanganku dari payung, sedikit memberikan dia tanda bahwa aku terasa terganggu dengan keberadaan tangannya diatas tanganku.
"Oh maaf, katanya". Aku cuman mau numpang berpayung bersama, soalnya aku lupa bawa payung tadi di rumah. Aku kira mba juga satu arah dengan ku menuju kantor itu".
"Boleh, silahkan kalau mau barengan kebetulan aku juga mau ke kantor itu".
"Terimakasih, maaf merepotkan katanya dengan halus".
Aku hanya tersenyum tanda mengiyakan perkataannya".
Butuh waktu lima menit berjalan menyusuri halaman kantor ini. Halamannya sebenarnya ga terlalu luas hanya saja pemberhentian bus agak jauh dari kantor jadi perlu berjalan kaki untuk sampai ke depan pintu kantor.