Mohon tunggu...
Almira Yulia
Almira Yulia Mohon Tunggu... -

Belajar dari "0" dan berusaha menjadi "1"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Hujan, Cinta dan Kamu #1

11 September 2012   17:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:36 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13473836011914572117

Kringg... Kringgg...

Jam weker di kamar bunyi. Sangking nyaringnya bunyi jam weker tu, meja tempat jam weker itu bergetar. Jam weker lucu berbentuk bulat dan disamping kanan kirinya terdapat lonceng besi berbentuk bulat berwarna biru laut berhiaskan lumba-lumba didalamnya.

Kuraih malas jam weker.

"Aduuhhh.. berisik banget sih". Ku lihat jarum jam menunjukkan pukul 05.30 pagi.

"Ya ampun aku telat... aduuhhh gimana nih". Aku langsung bergegas mencari handuk dan langsung beranjak ke kamar mandi. Secepat kilat aku membersihkan badanku.

Hari ini hari pertamaku masuk kerja. Setelah menempuh beberapa tahap seleksi dari 5 orang yang diwawancara dan akhirnya aku yang terpilih menjadi karyawan di salah satu surat kabar harian di Jogja.

Malam tadi aku ga bisa tidur, entah kenapa mungkin karena aku merasa begitu gugup dengan hari pertama kerja jadinya pikiranku ga karuan. Dari dulu aku selalu seperti ini berasa susah dengan keadaan lingkungan baru. Sudah ku coba berbagai cara supaya aku bisa tidur cepat. Dari olahraga ringan lompat ala kodok di kamar, nyanyi nyanyi ga jelas dan akhirnya tenaga ku habis sendiri waktu nonton film mission impossible yang diperankan si cowo ganteng idola ku Tom Cruise. Akhirnya aku pun bermimpi ketemu Tom Cruise.

"Nay... kamu ga sarapan dulu, kata mamah."

"Iya mah... aku makan sambil di jalan aja ga keburu soalnya." Aku comot satu roti tawar selai coklat diatas meja makan.

"Ini.., kata mamah." Sambil nyodorin payung bening ke arahku.

"Diluar ujan loh nay, ga nunggu redaan dulu."

"Ga mah, nayla buru-buru soalnya. Hari pertama kerja jadi harus sampai di kantor sebelum jam 8. Berangkat dulu ya mah." Ku cium tangan mamah dan ku bawa payung bening yang mamah kasih tadi.

Rumahku di daerah janti sedangkan kantor ku di daerah kotabaru. Butuh waktu 45 menit menggunakan angkutan kota.

Bus yang ku cari akhirnya muncul juga dan aku bergegas masuk dan mencari tempat duduk di tengah di dekat jendela.

Hari ini berasa bus lebih sepi daripada biasanya. Padahal biasanya jam segini jam sibuk kota Jogja. Ku lihat jam sekarang jam 07.00. Biasanya banyak para pelajar, mahasiswa dan pekerja berebut naik bus. Mungkin karena pagi ini hujan cukup deras jadi banyak orang males menggunakan bus untuk berpergian pagi ini.

Sedangkan disana diseberang tempat duduk ku. Ada seorang lelaki umurnya sekitar 25 tahun, sedangkan aku sekarang berumur 23 tahun. Tampak jelas dari cara dia menggunakan pakaian begitu rapi, dengan setelan baju berkerah berwarna biru tua dengan celana jeans berwarna hitam dan juga sepasang sepatu pantofel. Rambutnya terlihat basah mungkin karena air hujan yang membuat rambutnya basah tapi dilihat dari sisirannya masih rapi.

Cowok itu terlihat sangat santai menikmati buliran hujan yang turun dan sedikit membuat kaca disampingnya berembun. Raut wajahnya tegas tapi terlihat dia orangnya ramah dan suka senyum kepada siapa saja.

Seperti saat ini, aku kepergok olehnya sedang melihat dan mengamati dirinya. Dia tersenyum dengan ku dan aku langsung malu dan buang muka dari tatapannya.

"Aduuhh... malunya, aku ketahuan lagi liatin dia." Ah... masa bodo, kataku.

Bus berhenti di pemberhetian bus dekat kantor. Aku bergegas membuka payung yang ada digenggamanku. Baru beberapa langkah aku berjalan, aku mendengar ada orang yang memanggilku.

"Hey tunggu.. mba jilbab ungu."

Karena hari itu aku memakai jilbab ungu. Aku pun langsung merespon panggilan itu dan berhenti melangkah. Aku balikan badan dan menoleh ke sumber suara yang memanggilku.

Tiba-tiba saja tanganku yang digunakan untuk memegang payung berasa ada tangan lain berada diatas tanganku. Aku kaget dan sedikit tercengang ga percaya. Ternyata cowo yang ku pandangi di dalam bus tadi berada persis di depan ku.

Kami saling berhadapan dan dia sekali lagi tersenyum manis memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi.

"Maaf mba, mba juga mau kesana?" Dia menunjuk ke arah kantor.

Suaranya memecahkan lamunanku sesaat.

"emmm... ohh... ehhhh.. iya mas ada apa kataku gelagapan".

Ku longgarkan pegangan tanganku dari payung, sedikit memberikan dia tanda bahwa aku terasa terganggu dengan keberadaan tangannya diatas tanganku.

"Oh maaf, katanya". Aku cuman mau numpang berpayung bersama, soalnya aku lupa bawa payung tadi di rumah. Aku kira mba juga satu arah dengan ku menuju kantor itu".

"Boleh, silahkan kalau mau barengan kebetulan aku juga mau ke kantor itu".

"Terimakasih, maaf merepotkan katanya dengan halus".

Aku hanya tersenyum tanda mengiyakan perkataannya".

Butuh waktu lima menit berjalan menyusuri halaman kantor ini. Halamannya sebenarnya ga terlalu luas hanya saja pemberhentian bus agak jauh dari kantor jadi perlu berjalan kaki untuk sampai ke depan pintu kantor.

Sesampainya di depan kantor.

"Oya.. perkenalkan nama ku abi, senang bertemu denganmu". Dia mengulurkan tangannya.

"Nayla, kataku". Aku membalas uluran tangannya, kurasakan tangannya sedikit lebih besar dari tangan ku. Terasa jabatan tangannya berisi, tegas tapi menimbulkan rasa nyaman saat berjabat tangan dengannya.

Perkenalan yang singkat tapi mampu membuat hati Nayla berbunga-bunga. Hari ini pun telah mengukir memori baru di dalam hidup Nayla.

*Hujan deras

*Payung bening

*Lelaki dengan senyum manisnya

____bersambung___

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun