Pada akhirnya, Agustinus mengatakan bahwa melalui alam bawah sadarnya ia dibawa ke dalam iman Kekristenan. Ia menggambarkan 'pertobatannya' itu dengan kata-kata puitis dalam Confessiones:
Betapa lambat aku akhirnya mencintai-Mu,
Oh Keindahan lama yang selalu baru,
betapa lambat Kau kucintai!
Ketika Engkau berada di dalam diriku,
aku malah berada di luar, dan di luar sanalah Kau kucari.
Aku, yang tidak layak dicintai ini,
melemparkan diri ke antara hal-hal indah yang Kau ciptakan.
Dahulu Engkau bersamaku, namun aku sendiri malah tidak bersama-Mu.
Segala hal itu membuatku terpisah daripada-Mu;
yang jikalau tidak ada dalam diri-Mu,
sesungguhnya semua itu bukanlah apa-apa!
Engkau memanggil dan berseru-seru, dan menghancurkan ketulianku.
Engkau memancarkan kilau dan sinar, dan menghalau kebutaanku.
Engkau menebarkan harum semerbak dan aku menghirupnya;
dan sekarang aku terengah-engah merindukan-Mu.
Aku telah mengecap, dan sekarang aku lapar dan haus.
Engkau menyentuhku, dan aku terbakar mendambakan damai-Mu.