Mohon tunggu...
Semuel S. Lusi
Semuel S. Lusi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Belajar berbagi perspektif, belajar menjadi diri sendiri. belajar menjadi Indonesia. Belajar dari siapa pun, belajar dari apapun! Sangat cinta Indonesia. Nasionalis sejati. Senang travelling, sesekali mancing, dan cari uang. Hobi pakai batik, doyan gado-gado, lotek, coto Makasar, papeda, se'i, singkong rebus, pisang goreng, kopi kental dan berbagai kuliner khas Indonesia. IG @semuellusi, twitter@semuellusi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Om Jo Leimena, Tokoh Bangsa yang Menyatukan Gerakan Kekristenan dan Kebangsaan

23 November 2017   08:43 Diperbarui: 9 Januari 2021   10:31 3335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://koransulindo.com/dari-leimena-belajar-tentang-bung-karno/

Latar Panggung Munculnya Pemuda Leimena

Saya tidak akan mengulas masa kecil Dr.Johanes Leimena (selanjutnya Om Jo), karena itu sudah sering disampaikan. Juga informasi demikian mudah didapatkan dari berbagai sumber, termasuk mbah google.

Dalam tulisan ringkas ini (sebagai pengantar diskusi) saya berbicara tetang peran om Jo sebagai pemuda, yang larut dalam pergerakan pemuda pra Indonesia, terutama pasca Boedi Oetomo, yang diakui bersama sebagai pergerakan nasional pertama dalam bentang sejarah Republik Indonesia.

Sebagaiamana diketahui pasca Boedi Oetomo tahun 1908, muncul berbagai organisasi lokal, baik yang berbasis kesukuan maupun agama.Yang paling populer adalah organisasi kesukuan, seperti Tri Koro Dhormo (1915), yang kemudian berubah menjadi Jong Java (1918), Jong Sumatranen Bond atau JSB (9 Desember 1917), Jong Ambon (1918), Jong Minahasa (24 April 1919) Jong Celebes (1919),  Timorsc Verbond (8 Juni 1922), Jong Bataks  Bond (1926), Muda Kristen Djawi (1920), dan sebagainya.      

Saya ingin memberi catatan, bahwa pasca berdirinya Boedi Oetomo, lewat misi zending dan juga WSCF (berdiri 1885) ke daerah-daerah jajahan, terutama NCSV,  api nasionalisme sudah ikut disulut di dada para pemuda Kristen. Beberapa tokoh yang patut disebutkan jasanya karena mendukung gerakan nasionalisme di Hindia Belanda (pra Indonesia) adalah A.Kruit, Dr.Kraemer, Dr.N.Adriani, Van Doorn, dan tentu saja John Mott. Kelima tokoh ini lewat ceramah, maupun pembinaan pemuda dan karya tulis, secara terbuka mendukung pergerakan nasional.

Lahirlah di kalangan Kristen pribumi tahun 1918 terbentuk sebuah organisasi pemuda berorientasi politik oleh RM.Notosutarso di Jawa Timur yang kemudian menjadi anggota Volksraad (sejenis anggota DPRD). Meski akhirnya tidak berkembang karena dianggap terlalu elities (keninggratan).

Munculnya Pemuda Leimena di Pentas

Di sekitar awal tahun 1920-an pergerakan Kristen memperoleh spirit yang sangat kuat berkat kehadiran seorang aktivist NSCV (Nederlandsche Christen Studenten Vereniging) dari Belanda, yaitu C.L.van Doorn bersama istrinya. Awalnya mereka bekerja di Bogor tetapi tahun 1923 dipindahkan ke Jakarta. 

Di situlah van Doorn bertemu Johanes Leimena, seorang mahasiswa kedokteran, sekaligus pemuda Jong Ambon yang di kemudian hari sangat berjasa baik dalam pergerakan oikumeni (kekristenan) maupun nasionalisme Indonesia. Dari sinilah, bersama van Doorn Om  Jo melampaui gerakan kedaerahannya dan terlibat secara intensif dalam gerakan-gerakan oikumene.

Pada tahun 1922 juga kekuatan pergerakan oikumene bertambah kuat dengan hadirnya Dr.Hendrik Kraemer (mantan Ketua NSCV), yang bekerja untuk Lembaga Alkitab. Kedua aktivis NSCV ini mengumpulkan kaum muda kristen dalam kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi tentang Alkitab sekaligus berdiskusi tentang situasi  konteks (nasional) yang dihadapi.  

Tradisi diskusi inilah rupanya sangat menarik sehingga tercatat Mohammad Yamin dan Amir Syarifudin sering mengikutinya.  Bahkan yang disebut terakhir ini, yang juga adalah keponakan dari S.T.Gunung Moelia,  kemudian menjadi Kristen dan banyak terlibat dalam pembentukan organisasi-organisasi pemuda Kristen. Dapat dikatakan, bahwa lewat "perkumpulan kecil-kecilan" ini, Om Jo kemudain berkenalan dengan Mohammad Yamin, Amir Syarifudin, Probowinoto,  dan tokoh-tokoh pergerakan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun