Mohon tunggu...
Semuel Leunufna
Semuel Leunufna Mohon Tunggu... Dosen - You Will Never Win if You Never Begin

Dosen Universitas Pattimura Ambon

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Beberapa Catatan Pribadi dari Seminar Nasional Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI)

6 April 2022   18:11 Diperbarui: 6 April 2022   18:25 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertolak dari kenyataan bahwa sebelum kesepakatan tahun 1992,  plasma nutfah dimanapun bertumbuh dan berkembang merupakan milik dunia dan dengan demikian negara manapun dapat mengoleksi dan memilikinya, kemudian kesepakatan Rio de Jenaioro 1992 bahwa penguasaan terhadap pasma nutfah ada pada negara tempatnya bertumbuh dan berkembang dengan pertukaran secara bebas bea menggunakan persetujuan pemindahan materi untuk menjamin hak-hak pembagian keuntungan secara adil (benefit sharing) dalam pemanfaatannya lebih lanjut, dapat diduga bahwa dimasa mendatang dengan semakin sulitnya memperoleh plasma nutfah, pertukaran plasma nutfah tidak lagi bebas bea tetapi dengan harga yang akan ditentukan kemudian. 

Dalam hal ini bila koleksi di negara berkembang termasuk Indonesia, tidak dilakukan dengan baik, maka Indonesia akan membeli plasma nutfah yang tadinya milik negara Indonesia dari negara Jepang.  

Koleksi plasma nutfah Indonesia terpusat pada Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumbedaya Genetik Tanaman (BBBiogen) Bogor dengan koleksi kerja yang tersebar pada berbagai institusi penelitian dan universitas.  Namun berapa jumlah aksesi yang dikoleksi, bagaimana fasilitas koleksi dan kondisi koleksi, methode dan teknik koleksi yang digunakan, rencana pengembangan kedepan serta koordinasi diantara berbagai institutsi yang mengoleksi, menurut penulis, perlu di ketahui oleh seluruh pemangku kepentingan.  

Lembaga konservasi di daerah-daerah propinsi di Indonesia juga perlu di bentuk dan dikoordinasikan tugas-tugas pokoknya agar pemanfaatan sumberdaya genetik yang sangat bernilai ini, bagi pengembangan varietas-varietas baru secara sustainable dapat diefektifkan. 

Suatu kendala dalam upaya koleksi dan konservasi sumberdaya genetik di Indonesia adalah mind set beberapa kolega yang masih bertumpu pada keuntungan langsung, dalam waktu singkat dari kegiatan dimaksud. Pada kenyataanya, kegiatan koleksi dan konservasi merupakan investasi masa depan yang dalam pandangan seorang ilmuan bank gen "biaya yang dibutuhkan dimasa depan untuk mendapatkan sumberdaya genetik yang dibutuhkan akan jauh lebih mahal dari biaya yang diperlukan untuk mengoleksi dan mengkonservasi sumberdaya genetik dimaksud saat ini".

Beberapa Diskusi Spesifik

Dalam diskusi paralel, penulis berada dalam kelompok "Tanaman Pangan-2", menampilkan sejumlah pembicara yang sebagian daripadanya membahas pemuliaan kedele.  

Beberapa fakta yang terungkap dalam sedikitnya empat pembicara dan diskusi tentang pemuliaan kedele adalah pertama terdapat koorelasi negatif antara kandungan protein dan kandungan minyak pada kedele, artinya bahwa bila pemuliaan diarahkan untuk peningkatan konsentrasi protein maka pada varietas yang sama akan diperoleh kandungan minyak yang rendah, dan sebaliknya. Kedua bahwa ukuran biji (ditentukan melalui berat 100 biji) adalah rendah sampai sedang yang berakibat produksi yang rendah sampai sedang (relatif terhadap kedele dari manca negara). 

 Ketiga bahwa dalam membicarakan kualitas tempe/tahu yang dihasilkan dari kedele, dalam kasus tertentu terdapat aroma ataupun rasa tertentu yang merupakan akibat dari kualitas kedele yang mengandung minyak. Menanggapi permasalahan yang mengemuka, penulis mencoba melakukan pembandingan terhadap pemahaman yang didapatkan di manca negara. Memang, seingat penulis, sudah diterima secara tetap (well established/well documented) dari berbagai penelitian di Canada dan USA bahwa ada koorelasi negatif antara dua sifat yang di bicarakan (kandungan minyak dan protein) pada kedele. 

Penjelasan teoritis secara genetik untuk kondisi ini adalah terdapat salah satu dari dua kemungkinan yakni pleitropi atau pautan yang sangat erat (tight linkage).  Pleitropi menjelaskan adanya satu gen yang mengendalikan dua sifat secara bersamaan. Dengan kata lain satu gen (seutas DNA yang dibatasi kodon awal dan kodon akhir) memiliki sejumlah kodon (pasangan tiga basa DNA) yang menyandikan asam amino tertentu untuk membentuk ikatan polipeptida (protein atau enzim tertentu) yang bertanggungjawab mensintesis protein tinggi dan minyak rendah atau minyak tinggi dan protein rendah secara bersama-sama. 

Terpaut erat (tight linkage) menjelaskan bahwa gen pengendali protein tinggi dan minyak rendah atau protein rendah dan minyak tinggi berada pada kromosom yang sama dan berdempetan sangat dekat sehingga selalu akan berpindah bersama-sama ke kutup yang sama dalam segregasi berdasarkan hukum Mendel. P

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun