Mohon tunggu...
Dinan
Dinan Mohon Tunggu... Abdi Masyarakat -

Seorang yang ingin belajar menulis dengan nama pena Dinan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cerpen] Portal

29 Januari 2017   18:19 Diperbarui: 29 Januari 2017   18:39 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Lalu apa yang terjadi?”

“Setelah mendengar teriakan ibu saya, mata saya tak mampu lagi melihat… gelap. Napas saya semakin berat dan akhirnya saya masuk ke portal lain yang penuh dengan bintang gemintang dan cahaya langit yang terus saja menghangatkan jasad saya. Akhirnya tibalah saya di kamar kau ini, Said.”

Tiba-tiba airmata menggantung di mata Said, ia tak mampu lagi menahannya. Ia biarkan airmata itu membasahi pipinya. Selama ini, Said tak pernah mau memikirkan perang di belahan dunia lain, ia hanya mengurusi dirinya dan sekolahnya. Namun malam ini ia tersadar, betapa di belahan dunia lain para pemuda yang seusia dengannya mati tanpa mengenal rasa takut, mereka menjemput surganya bergabung dengan para malaikat di portal yang penuh dengan cahaya.

“Maafkan saya…” Suara lembut Said membelah keheningan malam.

Fatahillah menyunggingkan senyum manis, “tak ada yang salah, Said. Terimakasih telah bersimpati kepada kami. Sudah waktunya saya kembali ke dunia para malaikat, tempat para syuhada membaringkan ruhnya dengan damai.” Fatahillah berdiri, berjalan mendekati portal yang masih terbuka lebar.

“Tapi…” Said berniat mengahalangi tamunya.

Fatahillah tetap masuk ke dalam portal, beberapa saat kemudian ia menghilang, ditelan portal yang mulai tertutup rapat. Ia meninggalkan Said yang masih terpaku di kasurnya.

Setelah kepergian Fatahillah, malam itu Said tak dapat memejamkan matanya. Ia bangkit mendekati meja belajarnya, mencari Al Qur’an yang selama ini jarang ia buka. Tak butuh waktu lama, Said membukanya dengan hati-hati. Ia mencari  ayat yang sempat ia dengar dari gurunya beberapa bulan lalu.

Said melantunkan dengan lembut Surah Ali Imran Ayat  169-170. Suaranya membelah kesunyian malam, ia menangis…

“Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki. Mereka bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya dan bergirang hati terhadap orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.”  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun