Mohon tunggu...
Dinan
Dinan Mohon Tunggu... Abdi Masyarakat -

Seorang yang ingin belajar menulis dengan nama pena Dinan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Dua Penggal Dunia yang Aneh

15 Agustus 2016   11:30 Diperbarui: 15 Agustus 2016   11:37 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: pixabay.com

"Bagaimana rasanya hidup di kota besar ini, Bu?"

"Bagaimana yah, hmmm... Saya seperti kijang di hutan belantara yang tiap saat diawasi oleh singa, sang raja hutan. Mencari makan saja, harus melihat kanan kiri, takut diterkam. Tiap hari, saya tak cukup makan karena perasaan takut."

Penjelasan ibu itu begitu dalam dan penuh kritik. Tak terduga akan keluar dari seorang ibu yang berprofesi 'rendah' menurut sebagian orang. Aku tak menggubris kegelisahan beliau. Takut rasa gelisah itu berubah jadi phobia pada raja hutan.

 

"Makasi Bu. Aku pamit!"

Setelah berjalan tiga puluh menit dan bertanya di sana-sini sampai juga di rumah paman. Mataku tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Rumah bertingkat dengan desain kekinian. Pengamanannya bukan satpam tapi Polisi khusus, mirip Brimob.

Apa itu betul rumah paman?

Sejak kapan paman sekaya itu?

Bukankah dia hanya seorang pengusaha kursi jepara?

 

Mataku berkedip.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun