Mohon tunggu...
Selvia Suratiningsih
Selvia Suratiningsih Mohon Tunggu... Lainnya - Selvia

Public Relations Student at Universitas Brawijaya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pendakian Pertama ke Gunung Lawu 3265 Mdpl

24 November 2020   16:12 Diperbarui: 24 November 2020   18:14 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selesainya, kami melanjutkan perjalanan menuju pos 2.

Alangkah senangnya, kami melewati jalan setapak yang kali ini bukan batu melainkan tanah. Senang bukan main melewatinya. Tapi kebahagiaan tersebut tidak berlangsung lama karena setelah jalan setapak tersebut, kami bertemu jalan berbatu lagi.

Jalanan tidak hanya berbatu saja tetapi berupa tangga (berundak).  Menurut saya wajar, yang penting masih bisa dilalui.

baa57650-e469-4382-b87d-7cd50709defb-5fbcd7ad8ede485d8d0d6133.jpeg
baa57650-e469-4382-b87d-7cd50709defb-5fbcd7ad8ede485d8d0d6133.jpeg
Terlepas jalanan berbatu menuju pos 2 sepertinya  lama sekali dibanding menuju pos 1. Sering kali salah satu dari kami memberi aba-aba “break ya sebentar” dan “yuk lanjut” karena jika terlalu lama beristirahat dengan cuaca yang sangat dingin pasti mengalami kedinginan. Kami juga sangat menghindari resiko Hipotermia.

Hipotermia adalah suatu kondisi dimana suhu tubuh turun secara drastis dan membahayakan orang yang mengalaminya. Kondisi tersebut bisa menyebabkan kematian.

Selain itu, memang treknya lebih panjang dari pos 1 ke pos 2 dibanding dari basecamp ke pos 1. Walaupun melelahkan, ada rasa lelah yang terbayar dengan pemandangan City Light yang tersusun bagus dan bintang-bintang yang bertebaran diatas kepala, rasanya sangat dekat sekali dan ingin menggapai bintang-bintang tersebut. Hahaha konyol saya memang.

Waktu demi waktu, jam menunjukan pukul 02.00 pagi kami melihat papan petunjuk bertuliskan “POS 2”

“Alhamdulillah” ucap serentak rasa syukur kami.

Kami memutuskan mendirikan tenda di POS 2 untuk tempat istirahat sejenak. Kami juga berbekal dua kompor portable untuk memasak bahan makanan yang dibawa. Tak disangka, tiba-tiba dua kompor portable kami tidak bisa nyala dan rusak. Aduh, apes deh.

Akhirnya, kami mengkonsumsi roti yang ada (tidak banyak) dan dibagi rata ke sembilan orang agar terbagi rata hehehe. Setelah itu, kami memutuskan untuk tidur.

Pukul 08.00 pagi hari yang cerah disambut matahari yang bersinar, kopi dan teh panas yang diseruput sambil menikmati udara yang sangat sejuk. Ya, saat itu kami sudah bangun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun