1. Pentingnya Teks
Teks memiliki peranan sentral dalam studi Islam. Al-Qur'an sebagai kitab suci dan Hadis sebagai sumber ajaran Nabi Muhammad adalah inti dari ajaran Islam. Filologi berfokus pada bagaimana teks-teks ini dikembangkan, dibaca, dan dipahami dalam konteks waktu dan tempat tertentu.
2. Analisis Linguistik
Metodologi filologi melibatkan analisis linguistik yang mendalam. Ini mencakup studi tentang tata bahasa, kosakata, dan gaya bahasa dalam teks. Memahami bahasa Arab klasik sangat penting untuk menginterpretasikan makna dan nuansa dalam teks, yang mungkin hilang jika hanya dilihat dari terjemahan.
3. Kritik Teks
Salah satu komponen utama dari metodologi filologi adalah kritik teks. Proses ini melibatkan penilaian keaslian dan otoritas teks dengan membandingkan berbagai versi dan edisi. Dalam studi Hadis, misalnya, kritik sanad (rantai perawi) dilakukan untuk menilai keandalan narasi dan perawinya.
4. Konteks Historis dan Budaya
Filologi juga menekankan pentingnya memahami konteks historis dan budaya dari teks yang dianalisis. Setiap teks ditulis dalam konteks tertentu yang dapat memengaruhi maknanya. Dengan memahami latar belakang sosial, politik, dan budaya saat teks ditulis, peneliti dapat memberikan interpretasi yang lebih akurat.
D. KONSEP,KAIDAH FENOMENOLOGI
PENGERTIAN FENOMOLOGI Istilah fenomenologi berasal dari bahasa Yunani phainomen dari phainesthai/phainomai/phainein yang berarti menampakkan atau memperlihatkan.5 Dan terbentuk dari akar kata fantasi, fantom dan fosfor yang artinya sinar atau cahaya. Dari kata itu terbentuk kata kerja tampak, terlihat karena bercahaya. Dalam bahasa Indonesia sering dipakai dalam istilah gejala yaitu suatu hal yang tidak nyata dan semu, kebalikan kenyataan, juga dapat diartikan sebagai ungkapan kejadian yang dapat diamati lewat indra. Atau secara harfiah fenomena dapat di artikan sebagai suatu gejalah atau sesuatu yang menampakkan.
Fenomenologi juga di artikan ilmu pengetahuan (logos) tentang apa yang tampak (phainomenon). Lebih lanjut dijelaskan bahwa fenomena dipandang dari dua sudut. Pertama, fenomena selalu "menunjuk ke luar" atau berhubungan dengan realitas di luar pikiran. Kedua, fenomena di pandang dari sudut kesadaran kita, karena selalu berada dalam kesadaran kita. Maka dalam memandang fenomena harus terlebih dahulu melihat "penyaringan" atau ratio, sehingga mendapatkan kesadaran yang murni. Fenomenologi menghendaki ilmu pengetahuan secara sadar mengarahkan untuk memperhatikan contoh tertentu tanpa prasangka teoritis lewat pengalaman yang berbeda.