Tak sampai sejam kami melihat kapal dagang besar lewat. Tapi seberapa kuat Tomas berteriak dan melambai, tapi kapal itu tak sedikitpun mengurangi kecepatan.Â
"Bukan kapal itu yang akan menolong, tapi kapal penumpang yang akan segera lewat." Jelas Pak M.
Timbul keheranan lagi dalam hatiku, "kok Pak M bisa tahu akan ada kapal penumpang yang akan lewat?" Padahal selama beberapa hari terdampar di sini, aku tidak perhan melihat satu kapal pun melewati pulau, hingga kedatangan Pak M.
        Benar aja, sebuah kapal lewat dan pak M mengatur kapalnya untuk menghalangi jalur yg akan ditempuh kapal itu. Kapal itu membunyikan peluit, aku senang sekali, bagiku terdengar seperti nyanyian surga.
Pikirku "Sang nahkoda kapal itu sudah melihat kami, aku merasa hidupku diperpanjang oleh Tuhan.
Dan benar, mereka menghentikan kapal dan menurunkan tangga. Dan salah satu ABK (Anak Buah Kapal) menyuruh kami naik.
Sebelum naik ke kapal aku cari pak M untuk mengucap terima kasih.
Tapi beliau memunggungi aku seraya berkata, "pergilah, pulang ke rumah dengan selamat".
Lalu dia menjauh dariku dan Tomas.
"Aneh ya, kok bukan selamat jalan." Pikirku, namun aku tidak mau memikirkan keherananku lebih lama lagi, aku segera naik ke kapal penolong itu.
Begitu kami diatas kapal, terdengar paduan, suara menyanyikan lagu pujian.