Aku menyarankan agar kami membatalkan rencana 5 hari menjadi 3 hari dan lebih baik pulang. Semua kapal setuju, hingga tiba-tiba ada radio yang menyiarkan "Terlihat daratan sekitar 7-8 mil". Akhirnya semua setuju kami istirahat dulu dipulau. Sekitar 1 mil terlihat beberapa bangunan dipulau tersebut.
Aku bertanya ke kapten "Pulau apa itu kap?".
Kapten menjawab "Saya belum pernah kesini atau singgah dipulau itu, itu jelas bukan pulau Christmas. Karena tidak ada kapal cargo dan lainya".
Akhirnya kami mendarat dan tak lama kapal 11 peserta lain juga ikut mendarat. Aku langsung menuju ke gudang atau mungkin benteng peninggalan tentara sekutu peninggalan perang dunia yg lalu.
"Hello, somebody here? " teriakku.
Tak ada yg menjawab selain debur ombak. Aku masuk dan memeriksa isi gudang. Lumayan banyak juga makanan kaleng, beras, tepung, bahkan kopi dan gula sampai minyak goreng pun ada.
 Aku tidak berani colak colek karena mungkin penjaganya sedang kehutan. Tapi saat kuperiksa kaleng itu semua Made in USA, tertanda tahun 1947, artinya sudah expired atau kadaluarsa.
Aku berpikir kalau ada orang atau penjaganya pasti sudah dimusnahkan makanan itu.
Aku keluar dan mencoba masuk lebih dalam ke hutan. Tiba-tiba kutemukan tulang belulang manusia berserakan tanpa dikubur. Segera aku lari keluar hutan lalu bercerita pada teman-teman yang lain.
Ada teman yang usul "Ada sekop dan beberapa drum besar digudang. Yuk kita kuburkan jadi satu lobang aja".
Tapi aku tidak setuju, "Tiap tulang jenazah kita bungkus masing-masing aja, kita harus hormati mereka ya". Teman-temanku mengangguk tanda setuju.