"Melamarmu".
"Hah! apa maksudmu bang?" kini keheranan menyelimuti hati Sasha.
"Ya, aku akan melamarmu sayang, maukah kau menikah denganku?" pinta Ucok, dia mengeluarkan kotak kecil tempat perhiasan, dikeluarkan sebuah cincin. Perlahan disematkan cincin itu di jari manis Sasha.
"Ucok" Sasha tak bisa menahan keharuan.
"Kamu belum jawab aku sayang, bersediakah kau menikah denganku?" ulang Ucok.
"Yes I do " jawab Sasha, "tapi benarkah ini bang? kamu tidak bergurau kan?" tanya Sasha.
"Tidak sayang, aku serius, keluargaku akan segera menemui keluargamu"
"Tapi, kamu tadi bilang mau menikah dengan paribanmu?" hati-hati Sasha bertanya.
"Ya aku akan menikah dengan paribanku, dan kamu itu paribanku sayang" canda Ucok sambil mencium kening Sasha.
"Ah kamu bikin aku jantungan aja bang" protes Sasha "Lagian mana boleh aku disebut pariban, aku bukan anak tulangmu kan?"Â
"Hehehe ya sayang, mamakku juga protes waktu aku bilang kamulah paribanku, karena dalam adat Batak menyebut pariban juga ada aturan tertentunya, tapi apapun itu bagiku kamu tetaplah paribanku, pariban dari Jawa, calon istriku" penjelasan Ucok membuat lega hati Sasha.