Mohon tunggu...
Sellyn Nayotama
Sellyn Nayotama Mohon Tunggu... -

Siswa SMP kelas 2 (thn 2018), suka membaca dan menulis. Novel pertama "Queen Kendzie" (terbitan Kompas Gramedia); cerpen "Jam Weker Shabby" dalam antologi (Penerbit Mizan). Baca juga di akun: www.kompasiana.com/sellynnayotama

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cemburu] Aldo Suka Warna Pink

4 November 2018   20:25 Diperbarui: 5 November 2018   00:10 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aldo suka serba pink |pixabay

Ada temanku yang menyanggah Munira, Feiza. "Hei, janganlah kamu tertawakan dia itu. Suka warna pink, kan, bukan dosa. Jahat banget, sih."

Akibat topik tersebut, terjadi perdebatan kecil antara kami. Namun langsung bubar ketika bel tanda selesainya istirahat berbunyi. Kami pun duduk di bangku kami masing-masing. Keesokan harinya, aku memutuskan untuk meneliti sikap Aldo. Hh, benar juga. Menyukai warna pink itu bukan suatu dosa, pikirku.

Aku terbiasa berangkat pagi. Jadi hari itu, ketika aku selesai merapikantas dan mengeluarkan buku di jam pertama, pintu berdecit. Aku menoleh. Aldo yang datang. "Kamu duduk dimana?" Aku spontan bertanya. Ia menjawab, "Disana," ia menunjuk ke pojok kelas, di belakang. Aku mengernyit. Matanya terlihat lelah. Meski bajunya terlihat rapi, dimasukkan ke dalam seragam, aku tahu baju itu kusut. Mungkin belum diseterika, entahlah. Bukan urusanku. Aku lantas membuka novel yang kupinjam dari perpustakaan. Lalu aku larut dalam ceritanya, hingga temanku, Elvira, menepuk pundakku.

"Khisan! Jangan melamun, nanti kesambet, lho," ia menahan tawa. Setelah meletakkan tas di bangkunya, Elvira tertarik dengan novel yang telah selesai aku baca tadi. Aku pun menyodorinya buku tersebut. Elvira sama denganku, kutu buku. Bedanya, buku bacaannya lebih bervariasi, tidak sekadar novel remaja atau cinta yang biasa populer di kalangan remaja. Elvira anak yang pintar. Bahkan buku fisika setebal apapun ia baca, kalau sudah tertarik.

Hari itu berjalan dengan baik. Saat pelajaran Matematika, Pak Justan mengadakan ulangan mendadak. Kami mengeluh. Namun Aldo, anak itu, tetap tenang. Cih, benar-benar sok gayanya. Lihat saja nanti, pikirku.

Soal-soal yang diujikan sedikit sulit. Untunglah kebanyakan soal bisa kupahami dengan logika. Aku melirik Aldo. Tampaknya ia bisa melewati ujian ini. Sesaat ruangan sunyi. Beberapa temanku yang putus asa memutuskan untuk bekerja sama mengisi lembar jawaban. Tiba-tiba, Aldo mengangkat tangannya.

"Pak, Tigran dan Alesha menyontek," ujarnya nyadar.

Kami semua terperanjat. Kelas kami sudah biasa melakukan 'aksi solidaritas' saat ulangan, yaitu menyontek jawaban dan yang melihat tidak melapor ke guru. Namun, anak ini!

Pak Justan tersenyum mafhum. "Silahkan lanjutkan mengisi lembar jawaban. Anak-anak yang bersangkutan, harap temui bapak di kantor guru nanti siang."

Aku sedikit geram. Ya ampun, kasihan Tigran. Wajahnya merah padam. Apalagi Alesha. Kesimpulanku, Aldo memang sok suci. Akibat dari perbuatannya, Aldo jadi benar-benar dibenci teman-teman sekelas. Mereka jadi harus ekstra hati-hati kalau ingin menyontek. Saat ulangan Matematika dibagikan, nilai Aldo yang terbaik. Aku kembali melongo.

Biasanya, nilaiku yang terbaik di kelas. Tapi kali ini ... seketika aku merasa tersaingi. Kekesalanku memuncak melihat rambutnya yang makin tidak karuan. Aku berbisik kepada Maisie. "Mai, aku punya rencana. Mari kita ikuti anak itu, sebenarnya dia kenapa aneh begitu? Sudah suka warna pink, sok suci, lalu di.." belum sempat menyelesaikan kalimatku, Maisie menyikut lenganku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun