Mohon tunggu...
Seli Marselina
Seli Marselina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blog pribadi

pbsi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengkaji Fakta Sosial pada Puisi Menggunakan Pendekatan Mimentik dari Buku Karya Chairil Anwar

12 Januari 2022   11:38 Diperbarui: 12 Januari 2022   11:47 2307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan

Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.

Pada puisi "Senja di pelabuhan kecil" ini menceritakan cinta yang sudah tidak dapat diperoleh lagi. Pengarang melukiskan gedung, rumah tua, cerita tiang dan temali, kapal dan perahu yang tidak bertaut. Ungkapan perasaan sedih dan sepi.Pengarang merasa bahwa benda-benda di pelabuhan itu membisa kepadanya, menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut. Terdapat pada bait ke 1 yaitu 

Ini kali tidak ada yang mencari cinta

Di antara gudang, rumah tua, pada cerita

Tiang serta temali, kapal, perahu tiada berlaut

Menghembus diri dalam mempercaya mau terpaut.

Pada bait 2 dalam puisi "Senja di pelabuhan kecil" perhatian pengarang fokuskan ke suasana pelabuhan dan tidak lagi kepada benda-benda di pelabuhan yang beraneka ragam. Di pelabuhan itu turun gerimis yang mempercepat kelam (menambah kesedihan penyair) dan ada "kelapak elang" yang "menyinggung muram"(membuat hati penyair lebih muram), dan "hari-hari seakan lagi berenang" (kegemingan telah musnah). 

Suasana di pantai itu suatu saat membuat hati penyair dipenuhi harapan untuk terhibur, tapi ternyata suasana pantai itu kemudian berubah. Harapan untuk mendapatkan hiburan itu musnah, sebab "kini tanah, air tidur, hilang ombak".

Pada baik ke-3 dalam puisi "Senja di Pelabuhan Kecil" pikiran penyair lebih dipusatkan pada dirinya dan bukan kepada pantai dan benda-benda sekeliling pantai itu. Dia merasa "aku sendiri". Tidak ada lagi yang diharapkan akan memberikan hiburan dalam kesendirian dan kedukaannya itu. 

Dalam kesendirian itu, ia menyisir semenanjung semula ia berjalan dengan dipenuhi harapan. Namun sesampainya di ujung sekalian selama jalan. Jadi, setelah penyair menapai ujung tujuan, ternyata orang yang diharapkan akan menghiburnya itu malah mengucapkan selamat jalan. Penyair merasa bahwa sama sekali tidak ada harapan untuk mencapai tujuannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun