Untuk memulai, mereka punya agenda atau isu tertentu yang ingin diangkat.
Sekian akun palsu yang dibuat akan mengomentari figur tertentu dalam hal ini adalah berkomentar di kolom komentar dengan nada negatif dan penuh kebencian.
Bisa juga mereka memulainya dengan ramai-ramai menyebarkan blog ala-ala yang memiliki headline "ASTAG....., KETERLALUAN....., BERSIAP MELAWAN", dan sebagainya. Akun palsu lainnya kemudian akan berkomentar dan ikut menyebarkan.
Sekian akun lain, yang jumlahnya lebih sedikit, akan berusaha melakukan serangan balik, seakan-akan membela Sang Junjungan.
Sekian akun, yang jumlahnya teramat sedikit, akan berperan menjadi kelompok netral, berkomentar adem. Seakan-akan pihak yang menginginkan perdamaian.
Setelah bola isu dirasa telah bergulir cukup deras, akun-akun ini akan mundur perlahan dan membiarkan ribuan orang asli, kita, yang sudah kepanasan, kebakaran jenggot, habis sumbunya, bertikai di linimasa.
Sesekali saja akun-akun palsu akan berkomentar untuk menjaga agar interaksi tidak surut. Karena penting untuk mereka agar isu ini bergulir terus hingga Key Performance Index (KPI) yang mungkin diinginkan pemesan terpenuhi.
Apakah hingga menjadi aksi nyata di lapangan? Apakah menurunkan elektabilitas lawan? Apakah ketidakstabilan pemerintahan? Apakah pengalihan suatu isu? Tergantung kebutuhan.
Setelah mengetahui aturan main mereka kemudian kita perlu tahu siapa atau seperti apa mereka ini.
Mengenali akun-akun ini sesungguhnya memang tidak terlalu susah. Kata kuncinya adalah palsu. Segala tentang akun-akun ini adalah kepalsuan.
- Foto profil palsu
- Data diri palsu
- Linimasa palsu
- Sejarah palsu
- Pertemanan palsu
- Interaksi palsu
- Dan tentu saja, konten -- konten palsu
1. Yang pertama, foto profil palsu, ini langkah awal mengenali mereka.
Sebagian besar entah atas dasar alasan apa, setidaknya ini berdasarkan pengalaman saya memindai ya. Akun-akun ini ingin tampak islami. Foto profil mereka adalah wanita berhijab. Atau kutipan hadis dan quran. Paling sederhana tulisan Allah atau Muhammad.