Mekanisme Pasar, Studi Kasus Kantin SMA N 70
Antara Gojek, Grab dan Uber sedang terjadi perebutan manis dan gurihnya kue konsumen ultra-konsumtif Indonesia. Gojek yang tadinya ga main di ekosistem permobilan bikin Go-Car, Uber yang tadinya ga main di Perojekan bikin Uber Moto, Grab pula ini ikut - ikutan bikin layanan antar dokumen/barang.Â
Siapa yang diuntungkan disini ? Konsumen tentu saja. Mereka bebas memilih mana suka layanan yang relatif sama dengan harga yang paling murah. Benarkah begitu ? Boleh kita lihat lagi cerita di kantin kesayangan kita.
Nah, namanya juga mekanisme pasar, tentu akan ada permintaan dan penawaran. Ketika ada permintaan yang tinggi pada minuman dingin terhadap penjual soto, maka penjual soto yang tadinya tidak menjual minuman dingin akan mulai menambahkan minuman dingin dalam produknya.
Ringkasan dialognya seperti ini
Siswa :Â Bu, ada Aqua dingin ga ?
Tukang Soto :Â Wah, ga ada mas, di Pak itu saja
Siswa :Â Ah males bu. Masa jalan kesana
Coba tebak ? Penjual soto besok sudah datang ke kantin dengan cooler box berisi berbagai macam minuman. Sangat Start up ya.
Dalam kasus lain nya, bisa jadi yang dibahas adalah makanan, Bagaimana sang penjual soto yang tadinya cuma menjual soto akhirnya menjual juga nasi rames dan sekalian malah mungkin bikin mi rebus/goreng juga. Dalam suatu hari, kantin tidak biasanya begitu ramai sehingga seorang siswa calon penikmat mi rebus malas mengantri di penjual resmi dan pionir mi rebus di kantin. Penjual soto yang mendengarkan keluhan sang siswa akhirnya besok datang dengan satu dus berisi mi instan beraneka rasa.
Penjual soto akhirnya berkompetisi langsung dengan penjual minuman dingin, mi rebus dan nasi rames. Jika gelap mata, pihak yang ditiru akan membalas ikut menjual minuman dingin dan lain-lain sesuai penirunya. Entah karena sekedar tidak ingin disaingi atau memang karena adanya permintaan tinggi yang bisa jadi hanya tren sesaat.