Mohon tunggu...
Abdul Basir
Abdul Basir Mohon Tunggu... profesional -

Mantan guru Biologi. Sedang aktif di dunia Startup. Penulis dan pencerita macam-macam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menilik Persaingan Kantin Sekolah a la Startup Canggih

20 Mei 2016   17:02 Diperbarui: 20 Mei 2016   17:15 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

( Kalau yang ini baru praktikum beneran. Semua suka Biologi. Dokumentasi pribadi )
( Kalau yang ini baru praktikum beneran. Semua suka Biologi. Dokumentasi pribadi )

Mekanisme Pasar, Studi Kasus Kantin SMA N 70

Antara Gojek, Grab dan Uber sedang terjadi perebutan manis dan gurihnya kue konsumen ultra-konsumtif Indonesia. Gojek yang tadinya ga main di ekosistem permobilan bikin Go-Car, Uber yang tadinya ga main di Perojekan bikin Uber Moto, Grab pula ini ikut - ikutan bikin layanan antar dokumen/barang. 

Siapa yang diuntungkan disini ? Konsumen tentu saja. Mereka bebas memilih mana suka layanan yang relatif sama dengan harga yang paling murah. Benarkah begitu ? Boleh kita lihat lagi cerita di kantin kesayangan kita.

Nah, namanya juga mekanisme pasar, tentu akan ada permintaan dan penawaran. Ketika ada permintaan yang tinggi pada minuman dingin terhadap penjual soto, maka penjual soto yang tadinya tidak menjual minuman dingin akan mulai menambahkan minuman dingin dalam produknya.

Ringkasan dialognya seperti ini

Siswa : Bu, ada Aqua dingin ga ?

Tukang Soto : Wah, ga ada mas, di Pak itu saja

Siswa : Ah males bu. Masa jalan kesana

Coba tebak ? Penjual soto besok sudah datang ke kantin dengan cooler box berisi berbagai macam minuman. Sangat Start up ya.

Dalam kasus lain nya, bisa jadi yang dibahas adalah makanan, Bagaimana sang penjual soto yang tadinya cuma menjual soto akhirnya menjual juga nasi rames dan sekalian malah mungkin bikin mi rebus/goreng juga. Dalam suatu hari, kantin tidak biasanya begitu ramai sehingga seorang siswa calon penikmat mi rebus malas mengantri di penjual resmi dan pionir mi rebus di kantin. Penjual soto yang mendengarkan keluhan sang siswa akhirnya besok datang dengan satu dus berisi mi instan beraneka rasa.

Penjual soto akhirnya berkompetisi langsung dengan penjual minuman dingin, mi rebus dan nasi rames. Jika gelap mata, pihak yang ditiru akan membalas ikut menjual minuman dingin dan lain-lain sesuai penirunya. Entah karena sekedar tidak ingin disaingi atau memang karena adanya permintaan tinggi yang bisa jadi hanya tren sesaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun