Faktor Sosiokultural
Lingkungan hidup yang penuh tekanan atau trauma sejak kecil hingga dewasa.
Beberapa kondisi spesifik yang sering memicu serangan panik meliputi trauma, pola hidup tidak sehat (misalnya konsumsi kafein berlebihan), hingga perubahan hidup drastis seperti kehilangan pekerjaan atau perceraian.
Gejala yang Harus Diwaspadai
Gejala panic disorder bisa berupa:
- Fisik: Jantung berdebar, sesak napas, pusing, mual, berkeringat, hingga mati rasa.
- Psikologis:Â Takut kehilangan kontrol, takut gila, atau takut mati.
- Perilaku: Dorongan untuk segera buang air besar atau kecil.
Cara Mengatasi Panic Disorder
Latihan Pernapasan
Teknik ini sederhana tapi efektif. Tarik napas perlahan selama 4 detik, tahan 4 detik, lalu hembuskan selama 6 detik. Ulangi beberapa kali hingga merasa lebih tenang.Psikoterapi
- Psikoterapi Suportif: Memberikan validasi, dukungan, dan nasihat yang tepat.
- Terapi Perilaku dan Kognitif: Membantu mengubah pola pikir negatif.
- Psikoterapi Rekonstruktif: Untuk kasus yang lebih kompleks, terapi ini mendalam dan fokus pada penyebab utama kecemasan.
Obat-obatan
Dokter mungkin akan meresepkan:- Antidepresan, seperti SSRI (fluoxetine, sertraline) atau SNRI (venlafaxine), biasanya dikonsumsi selama 6 bulan untuk mengurangi serangan.
- Benzodiazepine, seperti alprazolam, untuk mengatasi serangan dalam jangka pendek (4-8 minggu).
Obat-obatan ini harus digunakan sesuai resep dokter.
Pola Hidup Sehat
- Konsumsi makanan bergizi seimbang.
- Rutin berolahraga atau meditasi.
- Hindari alkohol, kafein, dan rokok.
- Tidur cukup 8 jam sehari.
Komunitas Pendukung
Bergabung dengan komunitas yang memahami kondisi ini bisa membantu berbagi pengalaman dan saling memberi dukungan.
Jangan Tunggu, Cari Bantuan!