Mohon tunggu...
selamat martua
selamat martua Mohon Tunggu... Penulis - Marketer dan Penulis

Hobby: Menulis, membaca dan diskusi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bangun Kesiangan

10 November 2020   09:13 Diperbarui: 10 November 2020   09:31 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BRANDING????  Aaaaaah Pencitraan Kaliiiiiiiii! Demikian komentar beberapa teman, ketika Saya tanya pendapat Mereka tentang Branding. Namanya juga ilmu sosial, yaa bebas-bebas aja membuat definisi, sepanjang relevan. Memang sih banyak definisi yang Kita temukan tentang Brand, ada yang menyatakan sebagai Value yang dipersepsikan oleh orang lain tentang perusahaan, produk ataupun seseorang.

Tapi kalo Saya ditanya BRAND itu artinya yaaaa CINTA. BRANDING ya Membangun Cinta.

Sehingga kalau dalam konteks bisnis, Branding berarti membangun Cinta kepada Pelanggan. Bagaimana perusahaan membangun cinta kepada pelanggannya, agar perusahaan, produk dan orang-orang  yang berada di perusahaan dicintai oleh pelanggan.

Oleh karena itu Cinta tidak boleh bertepuk sebelah tangan. Bila Kita ingin dicintai secara tulus oleh pelanggan, maka perusahaan harus mampu mempersiapkan orang-orang dan produk yang mampu memecahkan persoalan pelanggan.  Banyak Kita temui cinta pelanggan setengah mati terhadap perusahaan itu, karena mampu menciptakan produk dan orang-orang yang mampu memenuhi mimpi pelanggan.

Namun banyak juga rasa benci pelanggan sampai ubun-ubun, karena merasa dikhianati oleh Perusahaan akibat dari produk yang tidak memenuhi harapan, atau karyawan yang tidak mampu menyelesaikan permasalahan pelanggan. Kalau situasi ini terjadi pada Perusahaan Anda, maka Perusahaan Anda dalam bahaya. Mereka akan curhat lewat platform sosial media yang menyebar dengan cepat dan berdampak besar terhadap masa depan perusahaan.

Terus kalau Personal Branding itu apa? Kok Saya banyak sekali mendengar pertanyaan orang lain tentang Perosnal Branding.

"Penting enggak sih membangun Personal Branding?" tanyaku ke Seorang Ahli Brand dalam satu kesempatan.

"Penting banget!" jawabnya singkat.

"Kok penting?" tanyaku melanjutkan.

"Personal Branding itukan sesuatu yang Kita janjikan ke orang lain" Ia menjelaskan secara simple.

"Tapi khan itu hanya persepsi yang muncul secara alami" Aku mencoba berargumen.

"Betul dan persepsi itu muncul dari sesuatu yang Kita janjikan, diolah dan dieksekusi secara sistematis" katanya lagi.

"Aku kok enggak paham?" sahutku jujur.

"Begini! Aku ambil contoh Kamu yaaa?" katanya menawarkan.

"Siap!"jawabku pendek.

"Kamu ingin dikenal sebagai apa?" Ia mulai menanyakan.

"Pengen dikenal sebagai Expert Marketing" jawabku singkat.

"OK, Expert Marketing! Ingin dikenal dimana?" lanjutnya lagi.

"Di Sosial Media" Aku menjelaskan.

"Sudah ketemu platform yang tepat?" Ia terus bertanya.

"Ada beberapa" sahutku singkat.

"Wow, berarti cakupannya luas yaa?" katanya mengklarifikasi.

"Keunikan apa yang akan Kamu janjikan/tawarkan" Ia melanjutkan pertanyaannya.

"Aku menawarkan ilmu marketing sebagai ilmu kehidupan" jawabku lebih detail.

"Maksudnya?" Ia bertanya serius.

"Setiap aktifitas Kita itu adalah bagian dari pemasaran" jawabku.

"Skill atau Knowledge apa yang Kamu miliki?" Ia bertanya lebih dalam.

"Aku punya pengalaman sebagai pemasar dan konsultan pemasaran" aku meneruskan jawaban.

"Keren!" sahutnya singkat.

"Aku ingin membahas aktifitas Marketing secara simple, unik dan menyenangkan" kataku lagi.

"OK, Great!" jawabnya.

Diskusi Kami semakin dalam dan detail, hingga Aku memahami kenapa Personal Branding itu penting dalam kehidupan sehar-hari. Pemaknaan Personal Branding ini menjadi hal yang serius bagiku, ketika kami masuk ke situasi saat ini dimana maraknya Personal Branding dilakukan di musim Pilkada. Kita melihat gencarnya para calon Pemimpin/wakil rakyat menawarkan janji yang luar biasa hanya untuk mendapatkan suara dari para Pemilih, tidak lebih.

Dan tidak sedikit yang menggunakan cara-cara yang kurang etis, hanya untuk memaksakan kehendak agar mendapatkan suara yang dinginkan. Setelah keinginan Mereka tercapai dan kedudukan diperoleh, lambat laun apa yang Mereka janjikan itu hilang ditelan masa. Dan hebatnya Kita juga bisa lupa terhadap apa yang pernah Mereka janjikan.

Demikian juga dalam kehidupan lainnya dan sering Kita temukan dimana seseorang memiliki obsesi yang tinggi tanpa memiliki fundamental yang kuat dalam mendapatkan obsesi itu. Harusnyakan berlaku "You are what You think" dan jangan besar pasak daripada tiang. Lebih baik "over delivery under promise" daripada "Over Promise under Delivery"

Ketika sedang menikmati Kopi di sebuah Caf, Aku mendengar obrolan ringan dari beberapa anak muda. Ternyata sekumpulan Anak Muda itu lagi Asyik ngobrolin masa depan, termasuk pasangan yang mereka impikan.  Dalam diskusi itu ada yang serius, pura-pura serius, bercanda, atau asal nyablak. Yang penting ngomong dan enggak mingkem.

"Kalo Kamu pengen punya pasangan seperti Apa?" Tanya Kholil ke Imron yang sedari tadi sibuk dengan gadgetnya.

"Yaaaaa, seperti manusia laaaaah!" jawabnya enggak peduli.

"Yaaa maksudKu pengen pasangan yang cantik, sederhana, Kaya, suka dandan, anak kuliahan, Anak SMA atau Yang lebih Tua gitu?" Kholil menguraikan dengan mimik serius.

"Ya kalo Saya pengennya Cewek yang sederhana, anggun, enggak banyak nuntut, pengertian dan menerima Aku apa adanya" Potong Billie dengan semangat.

"Terus udah dapat?" Chandra bertanya ke Billie.

"Masih PDKT siiih, mohon doanya kawan-kawan. Aku harus mendapatkannya, soalnya Dia itu Cewek Idamanku Bangeeeet" Kata Billie dengan mimik memelas.

"Aamiiiin" Jawab mereka berempat serempak.

"Kalo Kamu Gimana Chandra?" Tanya Billie.

"Yaaa ituuu. Aku pengennya Cewek yang Cantik, Putih mulus, bersih, Pintar, Kaya, Anak Tunggal, dan baik hati" Kata Chandra santai.

"Wuih lengkap sekaleeeeeeee. Ada enggak yaaaaa cewek seperti itu di Planet ini. Tanya Kholil ngeledek.

"Ada! Di Sinetron" sahut Billie.

"Hmmmmm, kayaknya ada deh! Udah Chandra, teruskan perjuanganmu. Semoga  cita-citamu tercapai Naaaak!" Potong Imron sambil bercanda.

"Memang Kamu udah Hunting?" tanya Billie ke Chandra.

"Udah sih" Jawab Chandra.

"Yang pertama, Ceweknya Cantik, Putih, Pintar. Tapi itu dia, suka buang sampah sembarangan. Kalo dikasih tahu eeeeeh, malah nyolot" Chandra mulai menjelaskan satu persatu.

"Ya udaaah, Kamu tinggal ajarin cara buang sampah yang elok" celetukan Kholil.

"Terus gimana respon ceweknya waktu Kamu dekati" tanya Billie lagi.

"Kayaknya sih OK, tapi ternyata Gualaaaak banget!" Kata Chandra dengan ekspresi takut.

"Enggak apa-apa khan!, jalani aja dulu" Sahut Imron.

"Aku malah jadi takut, entar disuruh macem-macem lagi" Jawab Chandra.

"Oalaaaaaah!" Billie menyesalkan.

"Yang kedua, Ceweknya Cantik, agak2 kuning langsat gItu!, Kaya siiiih. Tapi punya keluarga banyak" Chandra melanjutkan.

"Wuah, Kalau Aku suka itu. Jadi banyak yang diajak ngobrol" celetuk Kholil.

"Parah! Masak Saya datang ke Rumahnya dikerumunin sekeluarga, Khan Aku bingung mau ngobrol mulai darimana? Mana Aku ditinggal belanja lagiiii. Gila! Aku 2 jam dirumahnya, eeh ngobrol sama Dia Cuma 5 menit" Kata Chandra kesal.

"Memang maumu apa?" tanya Billie kesal.

"Yaa, ada ruang untuk ngobrol lama laaaah" Jawab Chandra membela diri.

"Namanya juga baru PDKT, maen nyosor aja!" Imron menjelaskan dengan sedikit emosi.

"Nah yang ketiga ini niiiiih, beetul2 idamanKu. Dia Sangat Cantik, Kaya, Putih, Pintar, Bintang Kampus, Anak Tunggal dan Baeeeeek Banget. Dia senang banget waktu Aku temanin ke Kampus, Mall, ngumpul sama teman2, pokoknya mantaplah" Chandra menjelaskan dengan ekspresi senang.

"Terus Dapat?" tanya Kholil tidak sabar.

"Nah itu Diaaaaa!. Sewaktu aku mau tembak Dia, eeeeeh Dia bisa baca gelagat ternyata (rasain, kenapa mau pacaran dengan Cewek Pintar). Dengan tegas Dia bilang bahwa Aku orangnya baik, tanggungjawab, sederhana pokoknya jadi teman yang asyik" kata Chandra dan tiba-tiba terdiam.

"Nah udah klop itu" Kata Billie tanpa peduli dengan perubahan sikap Chandra.

"Maaf Chan, Kamu bukan Cowok Type Saya! Kalo mau jadi teman, lupakan mimpi untuk pacaran atau Kita enggak berteman sama sekali!" kata Chandra dengan ekspresi kecewa.

Wuaduh, Ambyarrrrr!

WFH, 10-11-202

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun