“Permisi kak, boleh minta tanda tangan ditelur gak?” tanyaku sedikit kikuk,
“Buat apaan?” ini yang aku bingung, aku sangat bingung mencari alasan untuk ini,
“Gapapa kak, buat kenang-kenangan,” jawabku sedikit terkesan aneh, namun, kak Egy akhirnya mau menandatangani telur tersebut.
Bel masuk sudah berbunyi pertanda waktu mengumpulkan tanda tangan juga sudah berakhir, sebelum memasuki kelas, aku bertanya kepada kak Risma, siapakah kakak osis terganteng tahun lalu? Dan ternyata benar, kak Egy lah orangnya.
Kak Risma dan kak David menuliskan barang barang yang harus dibawa keesokan harinya, dan menyanyikan yel-yel gugus dan bersiap untuk pulang dan melakukan apel siang.
Selama dirumah, aku membuat ulang atribut yang menurutku harus diperbaiki, lagi lagi aku begadang.
***
Rabu, 29 juli 2015