“Wa’alaikumussalam, iya, silahkan masuk Hilya.” Jawab ustadzah.
Aku memasuki kamarnya, di belakangku sudah ada 2 kakak kelasku yang menangis sesenggukan. Aku tak mengerti dan tak ingin tau apa yang menyebabkan mereka menangis.
“Hilya, kamu siap-siap ya, beresin baju, nanti malam saudaramu mau jemput kamu.” Jelas ustadzah.
Sontak aku bersorak, “Yeeeey,,”
“Lho kenapa yeey?” ustadzah terkejut.
“Ya kan bisa ketemu bapak sama ibu lagi ustadzah..” terangku dengan polosnya.
“Yaudah ustadzah, Hilya siap-siap dulu ya ustadzah.. terimakasih infonya ustadzah.. Assalamu’alaikum,” pamitku undur diri.
“Wa’alaikumussalam,” jawab ustadzah.
Aku berjalan dengan wajah berseri-seri. Tak dapat aku bayangkan, nanti bisa berkumpul lagi dengan ibu dan bapak. Sesampainya di kamar, aku menuju lemariku dan memasukkan beberapa baju ke dalam tas.
“Hilya mau kemana?” tanya salah seorang temanku.
“Kata ustadzah, aku disuruh beres-beres baju, nanti malam mau dijemput.” Jawabku riang.