Mohon tunggu...
Sekar L Pinasthika
Sekar L Pinasthika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi IAT STIQ ZAD Cianjur

Mahasiswi IAT STIQ ZAD Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Tangguh itu...

27 Juni 2024   21:00 Diperbarui: 27 Juni 2024   21:04 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                “Yaudah ayo..” Akhirnya bapak luluh.

                Kami berjalan dengan penuh kehati-hatian. Berjalan di atas batu-batu, antara rel kereta dengan tambak. Sambil sesekali aku berjalan di tengah-tengah rel kereta. Disana, tak ada yang bisa aku lakukan selain bermain batu-batu. Sedang bapak asyik dengan pancingnya itu sambil menunggu adanya tarikan yang menandakan bahwa ada ikan terjebak umpannya.

                Sesekali bapak menoleh ke arahku sambil berkata, “dah disitu aja, jangan jauh-jauh.” Aku pun mengangguk tanda mengerti. Dengan penuh kesabaran, bapak menunggu ikan yang terjebak pancingnya. Hingga... beberapa ikan pun berhasil tertangkap.

                Selama kami disana, ada beberapa kali kereta melintas. Perdana aku merasakan saat-saat kereta melintasi rel dan aku hanya berjarak kurang lebih satu meter dari kereta tersebut. Angin kencang, takut sekali aku setiap kali kereta melintas. Rasanya seperti aku terbawa angin, seakan angin membawaku untuk masuk ke tambak yang ada di depanku. Bapak memelukku sembari mengokohkan pijakan.

                Kami dikagetkan dengan telepon genggam milik bapak yang berdering. Ternyata ibu mengabari bahwa ada tetangga kami yang meninggal dunia. Kami pun segera bergegas pulang ke rumah membawa ikan hasil tangkapan bapak, alhamdulillah.

                Beberapa hari setelah itu...

                Jam 06.00 WIB, aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Saat itu aku masih SD. Sekolahku lumayan jauh dari rumahku. Setelah sarapan, aku pergi ke sekolah diantar bapak mengendarai sepeda motor. Perjalanan dari rumah menuju ke sekolah memakan waktu kurang lebih 20 menit. Itu salah satu sebab aku harus berangkat pagi-pagi sekali.

                Masa-masa SD adalah masa-masa yang paling menyenangkan bagiku. Terlebih lagi saat di sekolah. Semangat sekali aku pergi ke sekolah masa itu. Karena apa? Apalagi jika bukan karena dia? Haha.. ada salah satu teman laki-laki, yang sekelas denganku, dia menjadi laki-laki idaman para wanita yang ada di sekolah. Bukan hanya teman wanita di kelasku saja, bahkan sampai adek-adek kelasku. Banyak yang kagum dengan sosok lelaki itu. Dia yang menjadi peringkat pertama dari kelas 1 SD sampai kelas 6 SD, kecuali di kelas 5 SD semester 1, ia berada di peringkat kedua. Bisa dibilang cinta monyet, karena kami hanya menyukai ia sebab paras dan kecerdasannya. Oke, on track lagi..

                Setelah ashar, kelas sudah selesai dan aku menunggu bapak menjemput. Biasanya kalau bapak yang menjemput, kami mengendarai sepeda motor. Tetapi, jika ibu yang menjemput, kami menggunakan angkutan umum.

                “Mana ya bapak kok belum datang?” pikirku. Tinggal aku sendiri murid yang menanti jemputan. Aku duduk di lobi sambil menerawang, apa yang terjadi dengan bapak?

                Tak berselang lama, bapak datang menghampiriku diwarnai senyum manisnya. Aku segera bergegas. Dan dikejutkan oleh suatu hal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun