Adapun tahapan dalam pengelolaan perilaku  yaitu sebagai berikut:
1. Mengenali masalah perilaku
Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
- Memilih salah satu masalah perilaku pada anak.
- Melakukan assesmen dengan menggunakan skala motivasi, skala motivasi hanya untuk menskrening bukan untuk mengakses.
- Anak spesial memiliki kesulitan dalam berkomunikasi.
2. Mengamati lingkungan kejadian (waktu, tempat, dengan siapa, mengapa dan apa yang terjadi).
Mengamati lingkungan kejadian menggunakan metode ABC, karena untuk menemukan penyebab dari sasaran perilaku. Berikut metode ABC:
- Antencenden      : sesuatu terjadi sesaat sebelum munculnya perilaku.
- Behaviour         : perilaku yang terlihat
- Consequence      : apa yang terjadi setelah perilaku
3. Prioritas sasaran perilaku yang akan dimodifikasi.
Modifikasi perilaku merupakan penerapan teori belajar Operant Conditioning untuk mengubah perilaku. Operant Conditioning ditemukan oleh dr. B. F Skinner mengacu pada hubungan antara kejadian di lingkungan yang berdampak pada perubahan spesifik perilaku yang ingin diubah. Jadi operan conditioning atau operant learning itu melibatkan pengendalian konsekuensi.
Konsekuen menyenangkan akan memperkuat tingkah laku sedangkan konsekuen yang tidak menyenangkan akan memperlemah tingkah laku. Jadi konsekuensi yang menyenenangkan akan bertambah frekuensinya, sementara konsekuen yang tidak menyenangkan akan berkurang frekuensinya. Untuk mengendalikan konsekuensi ada dua hal yang perlu disinggung sehubungan dengan pengendalian konsekuensi, yaitu:
a. Reinforcement positif
Apabila suatu stimulus tertentu (menyenangkan) ditunjukkan atau diberikan suatu perbuatan yang dilakukan. Contohnya seperti guru mengatakan tidak untuk permintaan bekal, kemudian siswa menangis dan guru tidak memberi bekal dan siswa diajak melakukan hal lain sampai waktu istirahat tiba.
b. Reinforcement negatif