Mohon tunggu...
Wahid Satunggal
Wahid Satunggal Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Orang yang selalu berdamai dengan mimpi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yang Terlupakan!

5 Maret 2012   12:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:28 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kalau keluarga sendiri sajah sudah tidak percaya, apalaagi orang lain,  lagian Adek juga tau  polisi disini, maunya cuma kalo ada duitnya doank !!” Nafasnya sedikit memburu, kembali menyeruput kopi dengan pelan.

Kopi yang tinggal setengah gelas, sudah tak panas lagi. Ibu itu kembali menghiburku dengan berbagai cerita tentang lensa kehidupannya yang hampir semua buram. Melawan keganasan  kota, aparat yang sewenang-wenang dan banyak lagi kesusahan hidup dinegri pertiwi.  Seperti terperangkap ditengah malam yang sama sekali tak ada cahaya.  Dari hari kehari Ibu itu hanya duduk diwarung remang ini, kadang pergi sementara dengan mobil mewah saat sedang mujur. Bahkan pernah seorang pejabat mengajaknya kencan, itupun terjadi sangat singkat. Setelah itu kembali duduk melamun, entah apa yang dipikirkannya.

“Lucu yah Dek, pejabat yang kalau siang mondar-mandir sana-sini, kaya orang sibuk, kalau malam banyak yang mangkal disini, hampir semua teman tante sering ko, jalan bareng pejabat.” Kali ini Si Ibu seperti mengigau, matanya dibiarkan lurus. Diambilnya Djarum yang masih terselip didalam kotak berwarna merah. Kemudian menyuludkannya dengan cepat. terlihat awan tebal keluar dari mulut dan hidung.

“Rokok, Dek” Ibu itu kembali menunjukan sikap ramahnya. Saya menggeleng.

“Kamu nggak ngeroko ?? Baguslah kalau gitu, kamu kan masih kecil kalau bisa jangan ngeroko biar nggak nyusahin orang tua, nanti nyesel loh kalau udah nyandu, susah berhentinya !!”

“Iya tante makasih.”
Kemudian kami berdua saling menghilang dari percakapan. Ibu itu terus menghujamkan pandangannya keatas. Saya mengambil  kertas yang diatasnya tertulis sebuah alamat, saya menyodorkan kertas itu.

“Tante tau alamat ini ?”  Ibu itu mengambil kertas dan membacanya pelan “Oh . . . . ini sih komplekan Tante, Adek mau ngapain kesana ?”

“Cuma mau cari alamat seseorang ajah Tante,”

“Oh. . . . .yaudah ambil arah kekiri terus jalan lurus ajah, disana ada  Pos ronda, disitu Adek bisa tanya alamat orangnya” Sambil menunjuk arah jalan dengan sedikit senyum. Akupun beranjak dari tempat duduk dan berharap alamatnya tidak salah lagi.  Sebagai rasa terima kasih, saya membayar teh sekaligus kopi. Kemudian berpamitan kepada Ibu itu, sambil menyalakan mesin terus mengangguk sebagai tanda perpisahan.

Malam sudah semakin pekat, sisa air hujan sudah hampir kering. Motor melaju dengan cepat, mengikuti arah yang ditunjukan oleh seorang pelacur.  Namun sejenak, seperti ada yang aneh dengan Ibu tadi, setiap kali melihat wajahnya terasa tentram dan ingin berlama-lama. Entahlah !!

Dari jauh terlihat Pos ronda yang tidak terlalu ramai orang. Hanya lampu bolham yang Wattnya tidak seberapa terang. Ada papan catur dengan sepasang pemain duduk diatas lesehan Pos. Selarasan gang sempit terlihat beberapa coretan dinding yang mencolok. Baru kali pertama berkunjung ke gang sempit seperti ini. Lubang jalananan yang tidak sedikit terus mengantar hingga ujung gang. Tepat sebelum berhenti, dua orang itu sudah menoleh dan kembali memainkan bidak catur dengan pasti. Standar yang  belum kuat, membuat saya kembali menopang motor, sebelum benar-benar sampai dihadapan dua orang yang mengikat lehernya dengan sarung. “Maklum, motor tua !” Batinku.
Awalnya kedua peronda itu acuh, namun salah satu dari mereka akhirnya buka mulut dengan sambil memainkan Raja yang sudah dikepung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun