Mohon tunggu...
Muhammad Wahdini
Muhammad Wahdini Mohon Tunggu... Buruh - pembelajar

.....

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Secercah Asa untuk UMKM

29 Oktober 2018   15:30 Diperbarui: 30 Oktober 2018   11:30 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto bersama narasumber (foto milik adam)

Bejo  bercerita sudah setahun ini ia merintis usaha kaos, dan usahanya sudah  mulai dikenal karena kualitas bahan dan sablon yang bagus.

"Aku juga kasih promo gratis biaya desain buat klien, ini salah satu strategi menggaet klien" ujarnya.

Dari mulut ke mulut, bisnis kaos bejo mulai berkembang, tidak hanya dari dalam kota, pesanan juga mulai muncul dari luar kota.

"Cuma  ya gitu, margin keuntungan tipis malah bisa rugi kayak gini, karna  ongkos kirim yang mahal, dan kalau harga dinaikkan sedikit tentu orang  berfikir mending pesan di pulau jawa" ungkapnya lagi. 

Akhirnya  bejo akan berfikir ulang bila mengambil order dari luar daerah,  ia  lebih memilih pesanan dari dalam kota, keinginannya untuk ekspansif  harus ditunda dulu.

Dan  ternyata, permasalahan soal mahalnya biaya ditribusi barang tidak  dirasakan oleh bejo, di acara Kopiwriting yang diselenggarakan di Hotel  Blue Sky pada Kamis, 25 Oktober 2019, permasalahan ongkos kirim menjadi  perhatian utama pelaku usaha mikro, kecil dan Menengah (UMKM) lainnya. 

Peyek  Kampoeng Timoer misalnya, sebagai salah satu penganan oleh-oleh khas  Kota Balikpapan yang sudah terkenal juga mengeluhkan masalah ongkos  kirim, terlebih produknya dihitung berdasarkan volume. 

"Jadinya  pas produk kami sampai di pulau jawa, harganya sudah tidak kompetitif"  ujar Dahlia Gracendy selaku head office Peyek Kepiting Kampoeng Timoer. 

Selain  menghadirkan pembicara dari pelaku usaha Peyek Kampoeng Timoer, Gelaran  acara yang diselenggarakan oleh JNE dan Kompasiana dengan tema "Melihat  Peran Infrastruktur dalam Memajukan Industri Kreatif" ini juga  menghadirkan narasumber dari Pemerintah Kota, yaitu Ibu Doortje Marpaung  selaku Kepala Dinas Koperasi dan UMKM dan Mayland Herdar Prasetyo,  selaku Head of Markom JNE.

Selain  soal ongkos kirim, menurut Doortje, tantangan UMKM adalah soal menjaga  konsistensi produk, harga yang kompetitif dan pemanfaatan teknologi  dalam memasarkan produk. Namun tantangan yang ada tidak membuat potensi   ekonomi kreatif tanpa harapan.

"Saat  ini, potensi UMKM di Balikpapan berkembang pesat, dari data yang  dihimpun jumlah UMKM berkisar 20.000 an yang bergerak di kuliner,  fashion, kerajinan dll, beberapa pelaku kerajinan bahkan sudah melakukan  event diluar seperti Batik Vi yang ikut NewYork Now" ujar Doortje.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun