"Wah, baru aja pulang dua hari yang lalu, kebetulan ada dinas, emang kenapa? Kok tiba-tiba nanya jakarta"
Wajahnya  keliatan kusut sore itu, kantung matanya terlihat tebal seperti kurang  tidur, kopi di meja hampir tandas,  sepertinya ia sudah lama di kafe  ini.
"Aku dapet pesanan besar nih dari Jakarta, ada 1000 buah kaos tuk acara Family Day"
"Wah, bagus dong, aku tau nih masalahnya, deadlinenya udah deket, tapi kaosnya belum kelar semua ya?" Sela saya sok tau.
"Enak aja, kaosnya udah tamam 3 hari yang lalu, bro" jawabnya ketus.
"Nah, ya udah tinggal kirim aja, kali" kata saya sambil seruput kopi.Â
"Itu dia masalahnya, setelah kuhitung biayanya gak masuk, bakal tekor di ongkos kirim, nih"
"Waduh, berabe juga, kalau pake kargo gimana, bukannya bsa lebih murah ya?"
"Aku  juga kepikiran gitu, tapi kan port to port (antar bandara ke bandara),  tetep kudu ada biaya lagi tuk ambil di bandara tujuan"
"Iya juga, ya, trus gmana dong?" Saya lantas balik bertanya karna jujur saja saya jadi gak punya solusi atas masalahnya.
"Ya tetep kukirim" jawabnya pelan. "Walaupun rugi" katanya lagi.