Mohon tunggu...
Kak Ian
Kak Ian Mohon Tunggu... -

Paling benci dengan pembully dan juga benci dengan orang-orang yang dengki sama orang yang sukses. Karena mereka adalah penjahat yang nyata!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dongeng Kunang-kunang yang Keluar dari Mulut Tulus

29 September 2017   20:20 Diperbarui: 29 September 2017   20:38 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku juga! Aku tidak mau menjadi umpan Kunang-kunang itu. Aku tahu dongeng Kunang-kunang tidak seperti itu. Kunang-kunang itu tidak membunuh atau menyatap anak seusia kami. Dongeng yang kamu ceritakan itu hanya karangan kamu belaka. Aku sudah tidak sudi mempunyai teman seperti kamu lagi, Lus," kini Agus angkat bicara.

"Baik kalau kalian ingin pulang, silakan! Tapi untuk malam ini kalian tidak akan bisa! Karena ini adalah wilayahku. Ha-ha," tiba-tiba Tulusmenyeringai. Ia tiba-tiba berubah menjadi Kunang-kunang yang sangat menyeramkan. Bertubuh tinggi. Matanya tajam. Bersayap gelap dan tubuhnya mengeluarkan sinar kemerahan.

Saat itu tiba-tiba kami langsung tak berdaya. Mata kami gelap. Kami tidak bisa mengerakkan tubuh kami. Kami kaku. Mulut kami kelu. Tidak bisa bersuara untuk meminta tolong pada siapa pun.

Saat itu kematian semakin mendekati kami. Dan dari kejauhan aku melihat Tulus memanggil-manggil kami sambil berteriak.[]

*Kak Ian, bekerja sebagai Guru Jurnalistik tingkat Sekolah, Mahasiswa dan Penulis Fiksi Anak dan Remaja.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun