Mohon tunggu...
Samsul Bahri Sembiring
Samsul Bahri Sembiring Mohon Tunggu... Buruh - apa adanya

Dari Perbulan-Karo, besar di Medan, tinggal di Pekanbaru. Ayah dua putri| IPB | twitter @SBSembiring | WA 081361585019 | sbkembaren@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Salah Penanganan Papua akan Memperkuat Separatisme

11 September 2019   16:03 Diperbarui: 11 September 2019   16:18 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun kekuatan bersenjata TPNPB-OPM sesungguhnya belum diketahui, pada batas jumlah tertentu akan mampu meningkatkan kepercayaan diri diakui sebagai organisasi militer resmi separatis. Bukan lagi sebagai gerombolan pengacau keamanan sebagaimana sering dituduhkan  Kepolisian.  Pengakuan sebagai organisasi militer resmi separatis memiliki nilai strategis  baik secara hukum maupun politis dalam dunia diplomatik internasional.

Bila kekuatan bersenjata TPNPB-OPM telah diakui internasional sebagai organisasi militer resmi separatis Papua dan ULMWP berhasil meningkatkan dukungan politis  negara-negara mendukung isu pembebasan Papua di forum PBB, bukan tidak mungkin suatu saat Indonesia harus pasrah menerima penentuan nasib sendiri Rakyat Papua. 

Indonesia punya pengalaman kehilangan wilayah Provinsi Timor Timur, ketika referendum 30 Agustus 1999, penduduk di Provinsi Timtim memutuskan menolak dalam NKRI, memilih berpisah sebagai Negara Timor Leste.  Memang Timtim tidak sama dengan Papua, dari sisi politik, sejarah, dan sosial budaya. Tetapi esensi separatisme yang melatar belakangi  keduanya sama.

Mengamati perkembangan penanganan Papua, Pemerintahan Presiden Jokowi tampaknya tidak akan dapat mengatasi akar masalah di Papua lima tahun kedepan. Setiap saat, api sekecil apapun,  dapat memicu meledakkan konflik Papua yang berujung pada pemisahannya dari NKRI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun