Mohon tunggu...
Sayyidati Hajar
Sayyidati Hajar Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan Timor

Perempuan Timor | Traveller Kampung | Teater | Short Story | Short Movie | Suka Budaya NTT | pos-el: sayyidati.hajar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Balik Runtuhnya Nasionalisme Pelajar

19 Juni 2019   06:50 Diperbarui: 19 Juni 2019   06:57 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebab dari sejarah kita bisa mempelajari apa yang telah terjadi dan apa yang mungkin akan terjadi, sebab hidup hanya mengulang kejadian yang sama dengan energi dan situasi yang berbeda.

Bila sekolah kita jadikan tameng terakhir, apakah elemen lain hanya akan diam melihat carut-marut pelajar kehilangan jiwa nasionalimenya? Tidak.Semua yang terjadi pada kaum pelajar bukan sepenuhnya salah mereka.Orang tua, guru, masyarakat, dan pemerintah bertanggung jawab untuk mengembalikan semuanya.

Semuanya harus bahu membahu memberikan solusi. Pada usia pelajar, meraka akan meniru orang-oarang dewasa dalam bersikap dan berperilaku. Jika orang tua, guru, masyarakat, dan berbagai elemen pemerintahan yang berkuasa saat ini tidak memberikan teladan yang baik, maka mereka pun akan mencotoh apa yang ada. 

Kita ambil contoh, dalam menanamkan nilai agama, tentu saja bukan tugas ustad, kyai, pastor, atau guru agama saja, melainkan kita semua. Pemaknaan akan cinta tanah air dan nasinalisme bukan semata-mata tanggung jawab guru Ilmu Pengetahuan alam (IPS) semata, namun tanggung jawab kita semua.

Sekolah dapat kita kondusifkan menjadi lemabaga yang nyaman untuk memberikan pendidikan yang memadai untuk generasi bangsa melalui kerja sama berbagai pihak. Maka perlu kita memberikan apresiasi yang besar kepada Kemendikbud atas usahanya menyuarakan kembali lagu-lagu nasional dan daerah di sekolah. Pembiasaan ini akan membantu sedikit demi sedikit memulihkan jiwa pelajar akan semangat patriotik dan nasionalisme. 

Perlu juga untuk mewajibkan adanya pemutaran film perjuangan, memperkenalkan tempat-tempat bersejarah seperti museum, dan berziarah ke makam para pahlawan nasional maupun lokal. Meski berat memikirkan degradasi moral pelajar saat ini, namun sebagai generasi pemberi teladan, kita harus mampu mengantar kaum pelajar menuju kesadaran individual yang matang akan pentingnya sikap nasionalisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun