Mohon tunggu...
Sayyidati Hajar
Sayyidati Hajar Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan Timor

Perempuan Timor | Traveller Kampung | Teater | Short Story | Short Movie | Suka Budaya NTT | pos-el: sayyidati.hajar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Balik Runtuhnya Nasionalisme Pelajar

19 Juni 2019   06:50 Diperbarui: 19 Juni 2019   06:57 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atribut yang mereka kenakan hanya sekadar lambang bila tak dibarengi dengan usaha untuk memberikan pembiasaan dan pemahaman aktif secara kontiniu, maka tetap akan sia-sia.

Krisis Nasionalisme Pelajar Bukti Kelengahan Semua Elemen

Nasionalisme merupakan paham untuk mencintai bangsa dan negara oleh setiap invidu karena didorong oleh kepentingan bersama. Kepentingan itu tentu saja kepentingan untuk mewujudkan negara Indonesia yang bersatu. 

Joseph Ernest Renan mengatakan bahwa nasionalisme adalah sekelompok individu yang ingin bersatu dengan individu-individu  lain dengan dorongan kemauan dan kebutuhan psikis. 

Hal ini sangat cocok dengan bangsa Indonesia yang secara geografis terdiri atas pulau-pulau, bersuku-suku, dan aneka perbedaan lainnya, namun dapat menyatukan diri membangun sebuah semangat nasionalime untuk merdeka. 

Kolonealisme mampu membakar semangat kebersamaan rakyat Indonesia yang merasa senasib sepenanggungan untuk bangkit bersama. Lalu bagaimana dengan hari ini?

Bung Karno jauh-jauh hari sudah megatakan bahwa, "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri." 

Kemerdekaan yang dinginkan seluruh rakyat Indonesia sudah dicapai, banyak orang kemudian lalai untuk terus mengestafetkan spirit perjuangan dengan "jubah" yang berbeda kepada generasi muda. 

Mengapa "jubah" isu nasionalisme harus diperbaharui, itu karena bukan penjajah dengan meriam dan peluru lagi yang kita hadapi. Kita menghadapi orang-orang sendiri bermain catur mempertaruhkan bangsa ini demi kepentingan sendiri.

Euforia percaturan nasional telah membuat lengah hampir seluruh elemen untuk menumbuhkan semangat nasionalisme di kalangan pelajar. Maka tak salah, narkotika masuk sekolah, miras masuk sekolah, seks bebas menyerang kaum pelajar, pornografi, dan berbagai aneka penyimpangan sosial terjadi begitu dahsyat di Indonesia.

Pelajar tak lagi mampu menginternalisasikan nilai-nilai pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.Sikap ini mereka tunjukan dengan sikap apatis terhadap lingkungan, menyakiti diri sendiri dengan mengonsumsi narkoba dan miras, menyakiti sesama dengan tawuran, semuanya berjalan atas egoisme individu bukan lagi kebersamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun